Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengusaha Optimis Tahun 2021 Jadi Fokus Pemulihan Ekonomi, Tapi Muncul Varian Delta

Pelaku usaha optimis tahun 2021 jadi ajang pemulihan ekonomi Indonesia, harapan itu sirna akrena muncul varian Delta.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pengusaha Optimis Tahun 2021 Jadi Fokus Pemulihan Ekonomi, Tapi Muncul Varian Delta
Kompas.com
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan sebenarnya para pelaku usaha optimis tahun 2021 jadi ajang pemulihan ekonomi Indonesia.

Mengingat pula, pemerintah sudah menggelontorkan dana untuk upaya pemulihan tersebut.

"Sebenarnya di 2021 pelaku usaha optimis akan terjadi pemulihan yang cukup cepat karena pemerintah juga telah menggelontorkan begitu banyak dana pemulihan ekonomi," kata Adhi dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'PPKM End Game', Sabtu (24/7/2021).

Baca juga: Pemerintah Ubah - ubah Istilah Kebijakan Pengetatan, Ngabalin: Tapi Misinya Sama

Namun harapan pelaku usaha sirna setelah muncul varian virus Corona baru yang dinamakan Delta.

Peningkatan kasus yang tinggi membuat pemerintah terpaksa harus mengambil kebijakan pengetatan kembali lewat PPKM Darurat.

"Tiba - tiba ada varian Delta yang menyebabkan PPKM Darurat diterapkan pemerintah," ujarnya.

Baca juga: 3.385 Personel Gabungan Jaga Aksi Demo Tolak Perpanjangan PPKM di Ibu Kota 

Baca juga: Bawa Senjata Tajam, Peserta Demo Tolak Perpanjangan PPKM di Dekat Istana Negara Langsung Diamankan 

Adhi mengatakan pihaknya setuju untuk dilakukan pengetatan guna menekan laju penyebaran kasus, namun pembatasan tersebut harus terukur secara jelas sehingga kegiatan perekonomian yang sebelumnya terbangun tak kembali terpuruk.

Berita Rekomendasi

Sebagai contoh pemerintah bisa sedikit melonggarkan aktivitas ekonomi di sektor indsutri esensial dan krusial untuk dapat bekerja 100 persen.

Sementara non esensial dan kritikal atau penunjang, dibatasi 50 persen.

"Oleh sebab itu kita berharap ada pengendalian tapi kegaitan ekonomi tidak terhenti, maka kami mengusulkan misal industri tetap beroperasi 100 persen yang esensial kritikal, kalau non esensial kritikal dan penunjang beroperasi 50 persen. Supaya tidak berat, kalau begini terus akan berat," pungkas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas