Diajeng Lestari, Wonder Woman Startup yang Antar Para Desainer Lokal ke Kancah Global
Ajeng berhasil membawa startup rintisannya, HIJUP hingga berhasil jadi e-commerce busana muslim pertama asal Indonesia yang mendunia
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Indonesia tak pernah kehabisan perempuan-perempuan kreatif, tak terkecuali di dunia startup. Siapa sangka, ide cemerlang seorang Diajeng Lestari (35) membawanya menjadi salah satu pendiri startup perempuan yang paling berpengaruh di Indonesia.
HIJUP, perusahan teknologi yang dirintis perempuan yang akrab dipanggil Ajeng ini, jadi salah satu startup anak bangsa yang mampu menembus pasar dunia.
HIJUP merupakan e-commerce yang berfokus pada busana dan aksesori muslim dan menawarkan berbagai produk terbaik hasil kurasi dari para desainer lokal.
HIJUP berdiri didasarkan pada tingginya potensi pasar penikmat fesyen wanita muslim di Indonesia. Di sisi lain, Ajeng juga menyadari bahwa Indonesia memiliki banyak desainer busana muslim lokal dengan karya-karya yang patut diperhitungkan.
Sayangnya, potensi tersebut tidak didukung oleh sarana digital yang mumpuni untuk mempertemukan para pelanggan dengan produk-produk terbaik.
Selain itu, tak ada wadah khusus untuk produk karya desainer busana muslim yang sekaligus dapat menjadi perantara untuk menjajakan produknya kepada para pelanggan.
Atas dasar itulah, Ajeng mendirikan HIJUP sebagai perantara antara para desainer busana muslim tanah air dengan para pelanggan skala nasional maupun internasional.
HIJUP hadir sebagai platform yang mendukung para desainer untuk meningkatkan keuntungan dengan jauh lebih efisien, sementara di sisi lain, pelanggan dapat lebih mudah mencari produk busana muslim sesuai preferensi model dan tren masing-masing.
Sebagai perempuan, ada tantangan tersendiri dalam menjalankan HIJUP. Pada saat yang bersamaan, ia harus mengurusi keluarganya dengan tetap berfokus pada perkembangan HIJUP.
Namun, hal tersebut tidak membuatnya menyerah. Ia tetap menjalankan keduanya dengan maksimal.
Mendirikan HIJUP pada tahun 2011, Ajeng tidak serta merta menjalani proses mengembangkan startup tersebut dengan lancar. Perempuan berusia 35 tahun ini kerap dihadapkan berbagai tantangan. Namun, hal tersebut tidak membuat dirinya menyerah dan tetap berupaya mengembangkan bisnis miliknya.
Bermula dari ide memberikan kesempatan bagi desainer lokal untuk menjual karyanya, HIJUP berhasil memasarkan produknya dan digemari para pelanggan hingga berhasil jadi e-commerce busana muslim pertama di dunia.
Mulai dari kantor berukuran 3x3 meter, kini jadi kiblat fesyen dunia
Lulusan FISIP Universitas Indonesia tahun 2008 ini memulai langkah besarnya dari suatu hal yang kecil. Ia mengembangkan HIJUP dengan fasilitas yang jauh dari kata lengkap. Tak hanya itu, ia pun tidak punya banyak modal untuk menunjang kegiatan bisnisnya.
Mulanya, Ajeng melakukan kegiatan perusahaan di kantor berukuran 3x3 meter. Untuk mendukungnya dalam bekerja, ia hanya ditemani satu orang admin.
Bahkan, Ajeng juga harus mengurusi banyak hal. Segala tetek bengek dari keperluan desainer, proses administrasi, pemotretan, pengiklanan produk, hingga berhubungan dengan klien dan tenant kerap dilakukannya seorang diri.
Berkat usahanya tersebut, Ajeng berhasil meraup omzet yang memuaskan pada bulan Ramadan tahun 2011, masa-masa awal berdirinya HIJUP. Bahkan, HIJUP sudah berhasil balik modal pada tahun-tahun awal tersebut.
Berbekal keberhasilannya pada satu bulan berdiri, Ajeng mulai melakukan berbagai upaya, termasuk untuk melakukan scale up bisnisnya.
Pada awalnya, tidak ada investor yang berinvestasi di HIJUP. Namun, ia tak menyerah dan gigih mencari investor. Alhasil, ia berhasil mendapatkan pendanaan dari banyak investor besar, sebut saja 500 Startups, Skystar Capital, Fenox Capital, dan lainnya.
Tak hanya berfokus pada persoalan modal, Ajeng juga mengembangkan teknologi yang jadi aspek penting bagi HIJUP. Dengan teknologi, ia dapat melakukan akselerasi proses HIJUP, salah satunya untuk mengumpulkan para tenant.
HIJUP juga membantu para desainer meningkatkan keuntungan dengan jauh lebih efisien dengan peran teknologi.
Tak ketinggalan, para pelanggan pun dapat lebih mudah mencari produk busana muslim idamannya lewat platform HIJUP yang semakin berkembang.
Kini, di tahun kesepuluh HIJUP berdiri, Ajeng berhasil membawa startup ini berlabel unicorn. Pencapaian tersebut tidak lepas dari kegigihan dan fokus Ajeng dalam menjalankan bisnis busana muslim miliknya tersebut.
HIJUP pun sukses jadi kiblat fesyen muslim ternama di Asia Tenggara, bahkan dunia, dengan omzet lebih dari Rp 2 miliar dalam satu bulan pada tahun 2015.
Tangan dingin Ajeng berhasil membawa HIJUP bangkit di setiap masalah. Pada tahun 2019, misalnya, HIJUP saat itu berada di titik terendah, di mana Ajeng dan timnya kewalahan menangani biaya operasional yang semakin membengkak.
Saat itu, HIJUP tidak dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkannya. Padahal, HIJUP baru mendapatkan suntikan dana yang cukup besar dari investor. Ajeng pun berfokus untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Syukurlah, selang beberapa waktu kemudian, Ajeng berhasil mengatasi masalah pengeluaran tersebut dan HIJUP kembali back on track dan bertahan hingga kini.
Yuk, ambil peluang dimentori Diajeng Lestari!
Berbekal pengalamannya yang tak main-main di industri teknologi tanah air, Ajeng punya banyak cerita dan pengetahuan untuk dibagikan kepada para penggiat startup lokal maupun pemula.
Lewat kompetisi LokalCorn yang diadakan oleh Tribunnews dan HP, Ajeng menjadi salah satu mentor yang siap membantu penggiat startup mengembangkan bisnisnya.
LokalCorn adalah kompetisi bisnis startup bagi para pendiri startup pemula maupun yang sedang mengembangkan bisnisnya.
Berfokus pada startup lokal se-Indonesia, lewat LokalCorn, para startup enthusiast akan bersaing di tingkat nasional. Mereka yang terpilih berpeluang mendapatkan suntikan dana total ratusan juta rupiah dan bimbingan dari para jagoan startup di Indonesia.
Startup lokal juga akan mendapat bimbingan dari para Rocket Teams yang merupakan mentor ahli dan berpengalaman di bidang bisnis digital lainnya. Selain Diajeng Lestari, ada pula William Sunito, Founder TokoWahab; Fransiska P. W, Co-founder of WomenWorks; Gibran Huzafiah, Co-founder Efishery Apps; dan Juvenco Pelupessy, Principal Skystar Capital.
Tunggu apa lagi? Siapkan startup milikmu untuk unjuk gigi di kompetisi LokalCorn. Segera daftarkan dirimu sebelum 31 Juli 2021, siap-siap untuk membawa startup-mu go nasional! Untuk informasi tentang syarat dan cara mendaftar, klik di sini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.