Komisi VI Dukung PGE Jadi Induk Holding BUMN Geothermal
Pertamina Geothermal Energy (PGE) dinilai pantas memimpin konsolidasi aset BUMN Geothermal.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina Geothermal Energy (PGE) dinilai pantas memimpin konsolidasi aset BUMN Geothermal.
Menurut Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza, satu di antara alasannya karena pengembangan panas bumi memiliki karakter yang sama dengan migas, di mana kunci keberhasilan adalah kemampuan eksplorasi di hulu.
Baca juga: Restrukturisasi Pertamina, Dorong Distribusi Energi Semakin Andal dan Efisien
“Jadi kapabilitas dan karakteristiknya sama seperti yang dilakukan Pertamina sebagai perusahaan induk PGE. Makanya, PGE sangat layak menjadi induk holding BUMN Geothermal. Kami sangat mendukung,” tegas Faisol di Jakarta hari ini, Rabu (28/7/2021).
Selain itu, lanjut Faisol, PGE juga memiliki catatan kinerja baik dan berpengalaman luas. Dengan demikian, diyakini PGE mampu memimpin konsolidasi aset dari BUMN lain, yaitu PT PLN Gas & Geothermal (PLN G&G) dan PT Indonesia Power.
Baca juga: Jelang Alih Kelola, SKK Migas-Pertamina-Chevron Sambangi Kepala Daerah WK Rokan
“PGE sudah berpengalaman hampir 50 tahun dalam pengelolaan panas bumi. Apalagi, saat ini total kapasitas terpasang panas bumi di Wilayah Kerja PGE adalah 1.877 MW atau sekitar 88 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia,” kata Faisol.
Sebagai pioner pengelolaan panas bumi di Indonesia, PGE telah melakukan pengusahaan panas bumi sejak 1974, mulai hulu sampai hilir. Mulai dari eksplorasi panas bumi (mulai survei Geologi, Geofisika, dan Geokimia, serta pemboran sumur eksplorasi dan pengembangan) hingga eksploitasi dan pemanfaatan energi panas bumi, termasuk pembangunan lapangan uap, pembangunan PLTP, serta pembangunan jaringan transmisi.
Baca juga: Pertamina Siap Distribusikan 100 Ton Oksigen bantuan India
Dengan potensi dan pengalaman besar itulah, lanjut Faisol, diharapkan PGE bisa memimpin Konsolidasi aset Geothermal dengan baik. Dengan demikian, diharapkan bisa meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi hingga dua kali lipat dari saat ini. Yaitu, dari 1,2 gigawatt (GW) menjadi 2,5 GW dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
“Tujuan proses ini kan untuk mengembangkan panas bumi di Indonesia. Dan kami yakin, sebagai konsolidator, PGE bisa mengemban misi tersebut,” pungkasnya.