Kemenperin Sebut Utilisasi Industri Mamin Ini Capai 89 Persen Saat Pandemi
Putu Juli Ardika, mengungkap utilisasi dua perusahaan sektor industri makanan dan minuman (mamin) berhasil capai 89 persen saat pandemi.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, mengungkap utilisasi dua perusahaan sektor industri makanan dan minuman (mamin) berhasil capai 89 persen saat pandemi.
"PT Unilever Indonesia (Walls Factory) dan Mondeléz Indonesia (pabrik biskuit Oreo dan Ritz), utilisasi kedua perusahaan selama masa pandemi sama-sama menyentuh di angka kisaran 89 persen. Artinya, produktivitas tetap berjalan baik dan justru permintaannya semakin meningkat, baik di pasar domestik maupun mancanegara," tutur Putu saat meninjau kedua pabrik tersebut, Jumat (30/7/2021).
Baca juga: Industri Mamin Pastikan Penerapan SE Menperin 3 Sesuai dengan Arahan
Dengan adanya Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19, Kementerian Perindustrian juga ingin memastikan kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi.
Putu memberikan apresiasi kepada kedua produsen mamin tersebut, karena di masa pandemi tetap mengapalkan produknya ke pasar ekspor.
Baca juga: Periksa Penerapan IOMKI, Kemenperin Cek Langsung Operasional Industri Mamin
Hal ini memberikan dampak terhadap peningkatan devisa dan menunjukkan bahwa produk industri nasional berdaya saing di kancah global.
"Misalnya, Unilever yang mengekspor es krimnya ke pasar Australia dengan menggunakan alat penyimpan berteknologi modern," terangnya.
Baca juga: GAPMMI: Bahan Baku Gula Industri Mamin Cukup untuk Kebutuhan Hingga Akhir Tahun
Kemenperin mencatat, industri mamin merupakan sektor primadona yang membuat kinerja ekspor manufaktur nasional meroket sepanjang semester I tahun 2021.
Total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari-Juni 2021 mencapai 19,58 miliar dolar AS atau naik 21,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bahkan, dari sisi investasi, industri mamin mampu merealisasikan dananya sebesar Rp 36,6 triliun pada semester I-2021 di tengah dampak tekanan pandemi Covid-19.
Jumlah tersebut, meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 14,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp 21,9 triliun.
"Guna semakin memacu kinerja gemilang dari industri mamin tersebut, Kemenperin bertekad untuk menjaga ketersedian bahan baku sehingga bisa tetap beraktivitas produksinya. Selain itu, memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal hingga kemudahan perizinan," ungkap Putu.