Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Game Tanah Air
Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri game dalam negeri agar bisa bersaing di kancah global.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri game Tanah Air terus mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Newzoo pada tahun 2016-2019, revenue industri game di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada 2019, Indonesia memperoleh pendapatan sebesar 1,084 miliar dolar AS dari industri gaming dan eSports.
Baca juga: Kemenperin Siap Genjot Daya Saing Industri Keramik dan Refraktori, Begini Caranya
"Dengan capaian tersebut, saat ini Indonesia merupakan pasar industri game terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke -17 dunia. Tercatat pula terdapat 52 juta penduduk Indonesia yang merupakan gamer," tutur Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, Rabu (4/8/2021).
Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri game dalam negeri agar bisa bersaing di kancah global.
Baca juga: Kemenperin Sebut Industri Elektronika Pasok AC dan Kipas Angin ke Fasilitas Kesehatan
Langkah strategis ini perlu dibangun ekosistem industri yang baik melalui penguatan rantai nilai (value chain) dan pengoptimalan potensi yang ada di Tanah Air.
"Dengan memperhatikan rantai nilai industri, akan menghasilkan sebuah ekosistem yang terintegrasi dan menyeluruh," terang Taufiek.
Baca juga: Kemenperin Sebut Utilisasi Industri Mamin Ini Capai 89 Persen Saat Pandemi
Kemenperin berupaya menguatkan rantai nilai di industri konten yang melibatkan beberapa sektor pendukung, antara lain industri komik, animasi, film, game, musik dan mainan.
Selain itu, Kemenperin juga proaktif berkoordinasi dengan kementerian terkait, BUMN dan pihak swasta.
"Dalam membangun ekosistem industri konten yang baik, dibutuhkan kolaborasi dan interaksi antar-sektor. Industri berbasis Intellectual Property (IP) dapat saling berkolaborasi dalam pengembangan produk dan IP dengan dukungan investasi baik dari pihak pemerintah maupun swasta," jelas Taufiek.
Kemenperin optimistis, dengan terbentuknya ekosistem industri konten yang baik, industri games sebagai salah satu komponen pendukung di dalamnya juga akan turut tumbuh dan berkembang dengan baik. Terlebih, ada beberapa potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
Dengan potensi pasar yang besar di Indonesia, Kemenperin mendorong para pengembang game dalam negeri untuk mengoptimalkan peluang yang ada saat ini.
Pada tahun 2020, pasar game Indonesia baru dikuasai oleh industri lokal senilai 0,4 persen.
"Artinya, masih tinggi untuk peluang berusaha bagi para pengembang game dalam negeri," ucapnya.
Taufiek menambahkan, pada tahun 2016, perangkat yang paling digemari untuk memainkan game masih didominasi oleh komputer (baik desktop maupun laptop), namun tren tersebut semakin berubah pada saat ini.
Tren gamer di Indonesia yang menggunakan komputer sebagai perangkat permainannya mengalami penurunan, dari 39,2 persen tahun 2017 menjadi 35,4 persen pada 2018.
"Gamer yang menggunakan smartphone sebagai perangkatnya terus naik, dari 29,9 persen tahun 2017 menjadi 33,5 persen di 2018," sebutnya.
Angka tren untuk penggunaan smartphone tersebut diproyeksi akan terus meningkat.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hootsuite (We Are Social) pada tahun 2019, sebanyak 85 persen dari pengguna smartphone memainkan game pada perangkat mereka.