Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kebut Ekosistem Kendaraan Listrik, BPPT dan Pertamina Buka Dua SPKLU

BPPT dan PT Pertamina meluncurkan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU di MT Haryono dan Lenteng Agung

Editor: Sanusi
zoom-in Kebut Ekosistem Kendaraan Listrik, BPPT dan Pertamina Buka Dua SPKLU
dok PLN
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Pertamina meluncurkan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU di MT Haryono dan Lenteng Agung, Jakarta pada Kamis (5/8/2021).

Hadirnya SPKLU ini sesuai dengan konsep electro mobility atau e-mobility yang mewakili konsep penggunaan teknologi powertrain listrik, sistem informasi dan kendaraan teknologi komunikasi, serta infrastruktur yang saling terhubung.

Baca juga: Pertamina Masih Gratiskan Biaya Pengisian Daya Kendaraan Listrik di 2 Lokasi SPKLU Ini

Hal ini untuk memungkinkan pemilik kendaraan untuk berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi dengan kendaraan, serta infrastruktur pendukungnya.

Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan electro mobility merupakan saat di mana kendaraan akan berubah menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya dan tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energi.

Baca juga: Nissan Buka Pre-Booking Leaf, Ada Bonus SPKLU untuk Pembelian Fleet

"E-mmobility ataupun Electric Vehicle (EV) juga diyakini beberapa pihak menjadi jawaban atas kebutuhan transportasi masa depan, bukan hanya di dunia tapi juga di Indonesia," jelas Hammam saat launching SPKLU secara virtual, Kamis (5/8/2021).

Indeks perkembangan e-mmobility dari negara-negara maju semakin signifikan, dengan beberapa peningkatan yang dilakukan, baik dari sisi teknologi industri dan market.

Berita Rekomendasi

Negara besar seperti Tiongkok unggul karena industri yang kuat sementara dari kubu pasar Jerman lebih terdepan.

Baca juga: PLN Kucurkan Rp 1,28 Miliar Bangun SPKLU di Ambon

Kemudian, negara lain seperti Korea telah mengembangkan dan meningkatkan performa dari e-mmobility dan beberapa negara lain yang terus meningkatkan teknologi industri dan market ataupun pasar daripada e-mmobility.

"Perkembangan e-mobility telah meningkat secara masif dan global. Beberapa pendorong peningkatan e-mmobility global antara lain adalah kesadaran akan perubahan iklim yang telah membuat pemimpin-pemimpin dunia sepakat untuk membuat kebijakan yang mendukung pengurangan dampak dari perubahan iklim," jelasnya.

Selanjutnya reduksi emisi karbon yang perlu menjadi perhatian dari semua pihak, dengan cara mengurangi pemakaian kendaraan berbasis bahan bakar dan aktivitas-aktivitas dengan menggunakan kendaraan berbasis listrik.

Peningkatan jumlah dari kendaraan listrik juga mendorong peningkatan ekosistem kendaraan berbasis listrik.

Khusus di Indonesia, diproyeksikan oleh pemerintah melalui Kementerian ESDM dengan potensi mobil listrik di Indonesia pada tahun 2021 ini mencapai sebanyak 125.000 unit dan motor listrik mencapai 1,34 juta unit.

Sementara secara global jumlah mobil listrik, bus, van dan truk berat di jalan diperkirakan mencapai 145 juta, pada akhir dekade ini atau pada tahun 2030, menurut Badan Energi Internasional atau International Energy Agency pada Maret 2021.

"Selain itu peningkatan teknologi dan infrastruktur pendukung juga telah mendorong berkembangnya e-mmobility dengan performa dari kendaraan listrik yang terus meningkat," ungkap Hammam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas