Harga Minyak Berpotensi Terus Bergejolak, Efek Naiknya Tensi Politik di Timur Tengah
Harga minyak dunia diperkirakan masih bergejolak di pekan ini menyusul naiknya tensi di Timur Tengah.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pasar modal Hans Kwee memperkirakan harga minyak dunia masih bergejolak di pekan ini menyusul naiknya tensi di Timur Tengah.
Sebelumnya, jet tempur Israel menyerang tempat peluncuran roket di Lebanon setelah dua roket ditembakkan ke wilayah Israel dari Lebanon.
"Terjadi serangan terhadap sebuah kapal tanker di lepas pantai Oman, dan Israel menuduh hal ini dilakukan oleh Iran," ujar dia mengutip risetnya, Senin (9/8/2021).
Hans menjelaskan, dua anggota awak kapal warga Inggris dan Rumania meninggal dalam serangan tersebut, Iran membantah terlibat.
"Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz mengatakan kepada YNet News Israel siap untuk menyerang Iran. Ketegangan yang meningkat ketika pembicaraan nuklir antara Iran dan kekuatan Barat untuk meringankan sanksi terhadap ekspor minyak Teheran tampaknya akan terhenti," katanya.
Baca juga: Jawab Embargo AS, Iran Buka Pelabuhan Minyak Terbaru di Teluk Oman
Dengan ketegangan yang meningkat antara Iran dan kekuatan dunia atas serangan pesawat tak berawak, tampaknya pembicaraan kesepakatan nuklir akan panjang dan tidak mungkin memberikan keringanan sanksi segera bagi Iran.
Baca juga: AS Pertimbangkan Sanksi Baru Terhadap Penjualan Minyak Iran ke China
"Harga minyak masih berpotensi bergejolak pekan ini," pungkas Hans.
Sekadar informasi, harga minyak dunia awal pekan ini masih betah di bawah level 70 dolar Amerika Serikat (AS) untuk Brent dan West Texas Intermediate (WTI).