Menteri Teten Sebut Pelaku UMKM Terhubung Platform Digital Tumbuh di Tengah Pandemi
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan teknologi digital mengalami pertumbuhan di tengah pandemi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan teknologi digital mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19.
Hal tersebut diketahui dari hasil survei yang dilakukan Tempo Data Science (TDS) tentang praktik e-commerce di Indonesia periode Mei - Juli 2021.
Baca juga: Akses eform.bri.co.id/bpum Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta, Ini Cara Cairkan Dananya Tanpa Antre
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pelaku UMKM yang terdampak yaitu kegiatan usahanya terkait perkantoran, sekolah, dan industri karena adanya sistem work from home (WFH).
"Usaha mereka terhenti, kebanyakan di sektor makan dan minuman, ada UMKM yang masih bisa berjualan namun omzetnya turun. Di luar itu ada yang tumbuh, yakni UMKM yang terhubung ke platform digital," kata Teten, Sabtu (14/8/2021).
Baca juga: Pelaku UMKM yang Terdampak Pandemi Covid-19 Bakal Dapat Bantuan Modal
Peneliti TDS, Ai Mulyani memaparkan, untuk bisa bertahan dan berkembang, selama pandemi, sebagian besar atau 82 persen UMKM berusaha mengoptimalkan penjualan online melalui outlet mereka di platform e-commerce, dan juga lapak di media sosial.
“Tidak ada hambatan berarti bagi para penjual dalam pemanfaatan platform pemasaran online. Minimnya barriers to entry memberikan keuntungan optimum bagi para UMKM untuk memanfaatkan
infrastruktur yang telah tersedia,” kata Ai.
Baca juga: BUMN Holding Jasa Survei Dorong UMKM Naik Kelas di Tengah Pandemi
Survei TDS juga menemukan fenomena, di mana penjual cenderung multi user, yakni memanfaatkan lebih dari satu platform di saat bersamaan.
“Mereka beralasan penggunaan lebih banyak sarana e-commerce akan memaksimalkan jangkauan kepada lebih banyak target konsumen,” ucap Ai.
Pengamat ekonomi digital Aviliani menilai model bisnis UMKM memang harus berubah, dan pemerintah perlu membuat berbagai regulasi agar UMKM lebih bernilai tambah, lalu bisa naik kelas.
Terkait digitalisasi, kata Aviliani, masih kecil sekali, baru sekitar 13 persen UMKM yang terhubung platform digita.
“Jujur saja yang masuk itu UMKM yang berdagang lebih banyak barangnya sama, tinggal persaingan harga di antara mereka,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.