Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Lebih Efisien dan Tidak Lagi Rumit, Pengguna PLTS Atap Diharapkan Terus Bertambah

Indonesia memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap yang cukup besar, yakni mencapai 32,5 Gigawatt

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Lebih Efisien dan Tidak Lagi Rumit, Pengguna PLTS Atap Diharapkan Terus Bertambah
ist
Ilustrasi: Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Karampuang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap yang cukup besar, yakni mencapai 32,5 Gigawatt (GW).

Namun, pemanfaatannya hanya sebesar 31,32 Megawatt Peak (MWp).

Hingga bulan Mei 2021, PLTS Atap tercatat digunakan oleh 3.781 pelanggan.

Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan pemanfaatan PLTS atap pada November 2018 yang hanya sebesar 592 pelanggan.

Baca juga: Pengamat Energi Nilai PLTS Atap Mengancam Sistem Kelistrikan

Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio PT Len Industri (Persero), Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan, saat ini teknologi yang digunakan pada panel surya sudah mutakhir.

Penggunaannya tidak lagi rumit. Panel surya hanya perlu diletakkan di area yang terkena sinar matahari langsung.

Baca juga: Targetkan COD Tahun Ini, PLTS Sei Mangkei Potensi Turunkan Emisi 1,4 Ton CO2 Setahun

Berita Rekomendasi

Misalnya di atap rumah atau gedung, dan itu sudah dapat mengalirkan listrik.

"Kalau kita lihat, solar cell sebenarnya sudah tidak high tech, dapat langsung dipakai. Tinggal dijemur saja ke sinar matahari, langsung keluar listrik," ujar Linus dalam keterangannya, Minggu (15/8/2021).

Linus juga mengatakan, teknologi crystalline yang jamak digunakan pada panel surya juga telah memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, sehingga ekonomis.

Baca juga: Pemerintah Dorong Pembangunan PLTS Agar Industri Dalam Negeri Tak Tertinggal

"Teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi crystalline. Secara termodinamik, efisiensinya 30 persen. Secara teoritis, praktisnya mungkin sekitar 27 persen. Teknologi ini sudah mature, jadi sudah pasti proven. Kalau di segi ekonomi sudah pasti ekonomis," tambah Linus.

Maka dari itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan 70 MWp PLTS atap akan terpasang pada akhir tahun ini.

Dengan teknologi yang kian mutakhir dan biaya yang semakin ekonomis, Pemerintah pun mendorong pemanfaatan PLTS atap yang lebih luas lagi.

Baca juga: Dekom PJB Kendarai Mobil Listrik Kunjungi PLTB dan PLTS di Ciheras

Yakni dengan menerbitkan aturan yang ramah bagi pengguna PLTS atap.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, saat ini pemerintah tengah menyusun rancangan Peraturan Menteri (Permen) ESDM tentang pembangkit listrik tenaga surya atap.

PLTS atap tersebut juga akan terhubung pada jaringan tenaga listrik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik, untuk kepentingan umum.

"Dengan disusunnya rancangan Permen ESDM terkait PLTS atap, diharapkan pemanfaatan PLTS atap akan semakin meningkat. Salah satu yang diatur dalam Permen ini adalah memperluas pengguna PLTS atap dan meningkatkan nilai keekonomian PLTS atap," ujar Agung Pribadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas