IPA Convex Fokus Bahas Capai Target Produksi Migas di tengah Pandemi
IPA Convex untuk pertama kalinya digelar secara online, sejak 45 tahun lalu. Acara, ucap Rina, akan dihadiri ribuan peserta.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) akan dihelat 1-3 September 2021 secara online dengan mengusung tema “Realizing Indonesia’s Energy Vision Post Pandemic”.
Ketua Panitia IPA Convex 2021 Rina Rudd berujar pameran tersebut untuk pertama kalinya digelar secara online, sejak 45 tahun lalu. Acara, ucap Rina, akan dihadiri ribuan peserta.
Baca juga: PTUN Jakarta Gelar Sidang Perdana Gugatan MAKI dan LP3HI Terhadap Ketua DPR Besok
"Mengundang 1.800 delegasi, 25.000 visitors, dan puluhan exhibitors," ucap Rina saat konpers virtual, Rabu (18/8/2021).
Rina menerangkan, pandemi Covid-19 mengubah tatanan industri. Tema acara tahun, dinilainya tepat, sehingga para perusahaan migas nantinya dapat beradaptasi di tengah pandemi.
Sedangkan, Presiden IPA Gary Selbie, mengatakan perhelatan tahun ini akan fokus membahas mengenai bagaimana mencapai target produksi migas seperti yang telah ditetapkan dengan mengoptimalkan potensi-potensi migas yang ada di Indonesia.
Baca juga: 1,2 Juta UMKM Ditargetkan Berpartisipasi dalam Kampanye 9.9 Super Shopping Day
“Selain itu, IPA Convex juga akan mendiskusikan berbagi hal terkait transisi energi yang tidak dapat dihindari oleh industri ini di masa depan,” katanya.
Gary juga menyinggung soal transisi energi menjadi hal yang tak bisa dihindari oleh perusahaan migas di seluruh dunia.
"Kesepakatan Paris tentang target pengurangan emisi karbon disadari telah membuat pelaku industri hulu migas berupaya keras untuk dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatannya," ucapnya.
Pada tahun ini IPA Convex mengadakan diskusi eksklusif yang menghadirkan tiga orang menteri terkait dengan industri hulu migas di Indonesia, yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.