Literasi Konstruksi Masyarakat Masih Terbatas, SCG Siapkan Material Instan
Literasi konstruksi masyarakat Indonesia terhadap properti masih terbatas, khususnya konstruksi bangunan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Literasi konstruksi masyarakat Indonesia terhadap properti masih terbatas, khususnya konstruksi bangunan.
Melihat itu, Siam Cement Group (SCG) melalui unit bisnis Cement-Building Materials (CBM) berencana merilis versi terbaru dari bahan bangunan instan.
Country Director SCG di Indonesia Wiroat Rattanachaisit berujar bahwa perseroan saat ini mendapati bahwa banyak konsumen yang masih terpaku pada bahan baku bangunan konvensional.
Baca juga: DJPPR Buka Kesempatan Anak Muda Berkarya
Sebab, ucap Wiroat, belum terekspos dengan inovasi yang bisa jadi lebih tepat sasaran untuk kebutuhannya. Menurut Wiroat, SCG konstan melakukan uji coba material yang dibarengi perkembangan teknologi.
"Kami menciptakan transformasi pada material berbahan dasar semen, sehingga tak lama lagi kami akan rilis bahan bangunan siap pakai, seperti semen instan dan beton instan,” ujar Wiroat dalam keterangannya, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Dukung Fesyen Berkelanjutan, Wirausaha Muda Gelar Wastra Nusantara Virtual Market
Wiroat mengatakan, inovasi tersebut dapat menjadi opsi yang efisien untuk menjawab tantangan literasi, aspek lingkungan, dan daya beli masyarakat.
"Karena material ini mudah untuk digunakan dan telah menggunakan campuran yang sederhana, namun tetap menunjang pengerjaan struktur dan dinding yang kokoh,” kata Wiroat.
Wiroat berujar, pemilihan jenis dan kuantitas bahan bangunan akan sangat berguna untuk efisiensi anggaran konsumen yang berencana membangun rumah sendiri.
Sebab, lanjut Wiroat, meski sudah melakukan estimasi kebutuhan konstruksi, seringkali ada material yang menjadi sisa sehingga tidak efisien secara ekonomi maupun lingkungan.
Wiroat menerangkan, inovasi bahan bangunan instan dari SCG Indonesia memungkinkan bagi pengguna untuk merasakan kemudahan dalam proses pengadukan bahan-bahan homogen serta pengaplikasiannya.
Dengan begitu, pengguna bisa merasakan dan menilai karakteristik material bangunan yang berkualitas untuk konstruksi yang lebih baik.
Wiroat mengatakan, material dengan kemasan dan takaran yang tepat akan memudahkan proses logistik, khususnya apabila proyek konstruksi terletak di daerah yang sulit dijangkau oleh truk besar.
“Kami memahami properti adalah aset yang sangat berharga dan termasuk kelas aset non-likuid, sehingga konsumen harus memiliki wawasan yang mumpuni dalam mengambil keputusan,” imbuhnya.