Transisi Penggunaan BBM ke Energi Listrik di Sektor Transportasi Butuh Waktu Lama
Mamit Setiawan menilai masih butuh waktu yang cukup lama untuk transisi dari penggunaan BBM ke energi listrik di sektor transportasi.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai masih butuh waktu yang cukup lama untuk transisi dari penggunaan BBM ke energi listrik di sektor transportasi.
"Saya kira transisi masih cukup panjang. Tidak dalam waktu dekat mobil listrik akan dominan," ujar Mamit saat dikonfirmasi, Kamis (19/8/2021).
Menurut Mamit, Indonesia belum cukup siap dari segi infrastruktur.
Baca juga: Pengamat Energi: Pakai Pertamax Kinerja Mesin Lebih Optimal
Misalnya, dari masih minimnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU.
"Dari sisi infrastruktur kita juga belum terlalu siap. Dari infrastruktur jalan, terus infrastruktur SPKLU," kata Mamit.
Baca juga: Chipset Semikonduktor Masih Langka, Ini Kata Huawei
Selain itu, dari sisi harga, kendaraan listrik masih belum banyak diminati oleh kalangan menengah.
Jenisnya pun masih terbatas.
Baca juga: Faisal Basri Ungkap Kenaikan Utang Pemerintah hingga Rp 8.000 Triliun di 2022
"Harga kendaraan listrik masih jauh di atas rata-rata daya beli masyarakat Indonesia. Karakter masyarakat Indonesia maunya SUV atau yang muatnya banyak," imbuh Mamit.
Dari indikator-indikator tersebut, lanjut dia, transisi dari penggunaan BBM ke energi listrik di sektor transportasi masih cukup panjang.
"Apalagi kalau pemerintah tidak memberikan dukungan yang signifikan, terkait kebijakan fiskal atau insentif. Yang beli kan menengah ke atas. Karena harganya juga masih tinggi. Saya kira masih butuh cukup lama dan panjang," kata Mamit.