Perusahaan Fintech Asal Singapura Minta Restu Bank Indonesia Garap Open Finance di RI
Perusahaan finansial teknologi (fintech) asal Singapura, Brick berupaya mendapatkan restu atau izin ke Bank Indonesia agar bisa menggarap bisnis dan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan finansial teknologi (fintech) asal Singapura, Brick berupaya mendapatkan restu atau izin ke Bank Indonesia agar bisa menggarap bisnis dan layanan open finance dalam wujud financial Aplication Programming Interface (API) di Tanah Air.
CEO Brick, Gavin Tan mengatakan, saat ini Brick masih dalam tahap perkenalan dan sosialisasi layanan tersebut dengan beberapa bank, dan perusahaan fintech lending untuk memahami kebutuhan pokok masing-masing lembaga jasa keuangan terkait teknologi open finance dan fiancial API.
"Belum ada implementasi apapun terkait layanan open finance kami, dan kami masih terus mengembangkan proses bisnis, dan model bisnis untuk menyesuaikan dengan aturan, arahan dan kebijakan Bank Indonesia yang tentunya adalah yang terbaik bagi kami," ujar Gavin, Sabtu (21/8/2021).
Proses perizinakan direncanakan diajukan pada akhir 2021 ke Bank Indonesia, sehinga sampai saat ini Brick belum bekerja sama dengan para bank hingga diperolehnya izin tersebut untuk memastikan kepatuhan hukum dari layanan perusahaan.
Baca juga: Jumlah Pemberi Pinjaman Fintech Pendanaan Nyaris Capai 9 Juta Orang
Sebagai langkah awal, kata Gavin, Brick menjadi open finance platform pertama memperoleh sertifikasi ISO 27001, dan selanjutnya Brick berniat berkonsultasi dengan Bank Indonesia untuk mempelajari perizinan yang tepat bagi kegiatan usahanya.
"Brick ingin mendukung kinerja perusahaan teknologi dan jasa keuangan dalam melayani masing-masing nasabah dengan lebih efisien, dan efektif melalui solusi open finance kami," kata Gavin.
Gavin menjelaskan, solusi open finance memungkinkan para pengguna dari berbagai perusahaan teknologi seperti e-commerce, perusahaan telekomunikasi maupun gerbang pembayaran (payment gateway) untuk menghubungkan akun digital ke beragam aplikasi, guna mengakses berbagai layanan keuangan dari bank, fintech dan perusahaan teknologi lain, dengan hanya melalui satu lini coding.
“Dalam keadaan pandemi saat ini, kami yakin bahwa akses kepada layanan keuangan yang merata dan adil bagi masyarakat Indonesia menjadi urgensi tersendiri," ucapnya.
"Kami ingin berkontribusi dalam mengakselerasi inklusi keuangan Indonesia yang bermanfaat bagi pemulihan ekonomi nasional baik saat ini maupun setelah era pandemi," sambung Gavin.