Pengamat: BBM Satu Harga Kurangi Beban Masyarakat, meski Tidak Signifikan
Fahmy menjelaskan, pengeluaran Pertamina memang cukup besar untuk membiayai program BBB satu harga tersebut.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Program bahan bakar minyak (BBM) satu harga dari PT Pertamina (Persero) diyakini bisa mengurangi beban pengeluaran masyarakat.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, BBM satu harga juga dapat mendorong konsumsi di daerah.
Baca juga: PPKM Darurat, Pertamina: Konsumsi BBM Turun 10 Persen di Wilayah Jawa Bagian Barat
"Meski tidak signifikan, BBM satu harga berkontribusi mengurangi beban pengeluaran masyarakat. Menaikkan daya beli konsumen setempat," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Minggu (22/8/2021).
Fahmy menjelaskan, pengeluaran Pertamina memang cukup besar untuk membiayai program BBB satu harga tersebut.
Baca juga: Komunitas Otomotif: BBM RON Tinggi Terbukti Lebih Ekonomis
Namun, pengeluaran itu sudah ditutup dari kompensasi pemerintah kepada Pertamina, baik itu di bisnis hulu maupun di hilir.
Dengan ini, dia menilai wajar saja perseroan masih dapat mencetak laba sebesar Rp 2,6 triliun pada kuartal I 2021 dari sebelumnya rugi di periode sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Merogoh Kocek Lebih Mahal untuk Pakai BBM Oktan Tinggi, Mengapa Tidak?
"Kontribusi terbesar laba diperoleh Pertamina berasal dari sektor hilir, Pertamina tidak pernah menurunkan harga BBM sama sekali pada saat harga minyak dunia turun. Sementara, sektor hulu hampir tidak memberikan kontribusi terhadap perolehan laba karena produksi hulu cenderung menurun selama masa pandemi Covid-19," pungkas Fahmy.