Keterbatasan Fisik Tak Halangi Suwanto Wujudkan Mimpi Bangun Bengkel Modifikasi Motor Roda Tiga
Keterbatasan bukanlah halangan untuk tetap bermimpi dan menginspirasi. Prinsip inilah yang dipegang teguh Suwanto, seorang tuna daksa asal Semarang
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Keterbatasan bukanlah halangan untuk tetap bermimpi dan menginspirasi. Prinsip inilah yang dipegang teguh Suwanto, seorang tuna daksa asal Semarang yang berkarya untuk memberi manfaat bagi banyak orang. Ia berhasil membuat bengkel sepeda motor spesialis roda tiga.
Bengkel yang ia namai Komunitas Motor Penyandang Cacat (Compac) ini telah menjadi rujukan bagi para kawan difabel yang ingin membuat motor roda tiga.
Meski tak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang perbengkelan, lewat Compac, ia berhasil membuat ratusan sepeda motor roda tiga. Ia mengakui bahwa dirinya hanya belajar secara otodidak.
Pada awalnya, Suwanto mencoba berbagai pekerjaan, salah satunya adalah tukang jahit. Untuk mendukung profesinya saat itu, ia sempat mengikuti pelatihan menjahit.
Getol latihan mengantarkan Suwanto bekerja di jasa penjahitan dengan upah sebesar Rp 35 ribu per bulannya. Namun, tak lama, ia tak merasa puas dengan pekerjaan menjahitnya tersebut.
Pada tahun 2004, ia berhasil mewujudkan cita-citanya memiliki motor. Sebuah motor Kawasaki Binter Joy double yang dikenal sebagai motor bebek pertama Kawasaki di Indonesia kala itu.
Namun, karena keterbatasannya sebagai seorang difabel, ia belum bisa menggunakan motor idamannya tersebut.
"Saya belum bisa naik karena masih roda dua," ungkapnya.
Ia pun mencari bengkel yang bersedia untuk membantu dirinya memperbaiki motor tersebut. Namun, banyak bengkel yang menolak lantaran motor yang digunakannya sulit dimodifikasi.
Karena itu, Suwanto berkeinginan untuk menjadi montir. Bukan bengkel biasa, namun, bengkel spesialis kendaraan untuk orang berkebutuhan khusus seperti dirinya.
Ia sadar bahwa untuk menjadi tukang bengkel bukanlah hal yang mudah. Lantas, dirinya pun bertahun-tahun mempelajari dunia otomotif secara otodidak.
Tak selalu berhasil, pada awalnya ia juga mengalami kegagalan di bidang yang digelutinya tersebut.
"Saya belajar dulu tak ada yang ngajarin. Ilmu ini saya peroleh dengan cara otodidak. Hanya pakai ilmu titen saja bertahun-tahun," paparnya.
Dengan kegigihan dan kerja kerasnya, Suwanto berhasil mewujudkan mimpinya. ia mempunyai bengkel sepeda motor spesialis roda tiga yang diberi nama Komunitas Motor Penyandang Cacat (Compac) Motorcycle.