Bank Sampoerna Cari Investor Baru untuk Penuhi Aturan Modal Minimum OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan batas waktu pemenuhan modal inti minimum Rp 2 triliun bagi bank-bank mini agar segera menambah modal.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Network , Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan batas waktu pemenuhan modal inti minimum Rp 2 triliun bagi bank-bank mini.
Bank-bank yang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun itu masih ada yang berstatus perusaahaan tertutup atau belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tahun ini, baru ada satu bank yang melantai di bursa yakni PT Bank Multiarta Sentosa Tbk (MASB).
Salah satu bank yang belum memenuhi ketentuan OJK tersebut adalah Bank Sampoerna.
Per Maret 2021, modal inti Bank Sampoerna baru mencapai Rp 1,47 triliun. Artinya, perseroan masih membutuhkan tambahan modal paling sedikit Rp 530 miliar sampai ujung tahun ini.
Terkait hal tersebut Direktur Bank Sampoerna, Henky Suryaputra mengatakan bahwa pihaknya sudah menjajaki beberapa investor strategis untuk memenuhi ketentuan modal inti yang dikeluarkan OJK.
Baca juga: Berantas Pinjol Ilegal, OJK Sebut Ada Tambahan Syarat Kelayakan Lewat Google
Ada tiga opsi yang dilakukan Bank Sampoerna untuk menjajaki hal tersebut. Pertama kata Henky adalah menjajaki lembaga keuangan, apakah bisa melakukan merger dan kerja sama strategis.
Baca juga: BEI dan OJK Janji Lindungi Investor Gurem yang Beli Saham Perusahaan Unicorn
Kedua, investor-investor yang mau bekerjasama dengan Bank Sampoerna, dan opsi terakhir adalah dengan existing holder(pemegang saham existing) melakukan injeksi ke Bank Sampoerna.
"Hal itu yang selalu dipertanyakan dalam beberapa tahun ini dengan aturan OJK harus memenuhi modal inti Rp 2 triliun. Kita ada tiga opsi," ujar Henky dalam Diskusi Virtual Bersama Bank Sampoerna, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Pandemi Belum Melandai, OJK Berencana Perpanjang Restrukturisasi Kredit
Menurut Henky, dari tiga opsi tersebut, opsi pertama dan kedua yang paling potensial.
Henky menceritakan ada investor dari kalangan start up dan E commerce yang sudah melakukan penjajakan dengan Bank Sampoerna.
"Sudah dilakukan beberapa diskusi sudah jalan dengan beberapa pemain. Pemain-pemain start-up, e commerce, peer to peer sedang melihat upaya akuisisi. Ke dalam perbankan kita juga berbicara dengan mereka."
"Mereka sudah melihat keseriusan kita sudah lumayan. Prosesnya sudah serius, sudah ada LOA dengan beberapa pemain ini. Tapi mohon maaf kita tidak bisa disclose siapa saja karena ini sifatnya confidential," ujar Henky.
Untuk investor yang berasal dari lembaga keuangan lanjut Henky pihaknya kemungkinan bisa melakukan kerja sama strategis atau merger. "Opsi 1 dan opsi 2 berjalan bersamaan, ini sudah beberapa. Potensinya opsi 1 dan opsi 2 bisa terjadi, bukan hanya 1 investor, kita jajaki dengan beberapa berjalan paralel bersamaan walaupun tidak mudah paralel tapi harus kita jalankan dengan baik," ujar Henky.