PGN Genjot Tingkat Komponen Dalam Negeri Pipa PE Jadi 50 Persen
Pipa PE PGAS Solution telah dipakai di pembangunan jaringan gas (jargas) di sejumlah wilayah
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usahanya PT PGAS Solution menggenjot tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produksi pipa polyethylene (PE) dengan merek Solfipe.
Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto mengatakan, Solfipe untuk pipa gas MDPE-80 sudah memiliki nilai TKDN di atas 25 persen, dan pipa HDPE-100 memiliki nilai TKDN di atas 48 persen.
"Harapannya produksi pipa PE ini dapat membantu program pemerintah, dan dengan hadirnya pabrik pipa PE menjadi semangat baru, semoga kedepannya PGASOL dapat terus termotivasi untuk menghasilkan karya-karya lainnya," ujar Haryo, Rabu (1/9/20219.
Menurutnya, produk pipa PE PGAS Solution telah dipakai di pembangunan jaringan gas (jargas) di sejumlah wilayah dan dapat mendukung program pembangunan jargas tahun-tahun mendatang.
"Termasuk mendukung komitmen Holding Migas Pertamina dalam meningkatkan TKDN secara bertahap sampai mencapai target 50 persen pada tahun 2026," papar Haryo.
Baca juga: PGN Salurkan Gas Bumi Perdana ke Pertamina Refinery Unit VI Balongan
Direktur Utama PGAS Solution Erwin Simanjuntak mengatakan, produk pipa PE telah dipasok untuk pembangunan jargas Kementerian ESDM di Kabupaten Wajo, Banggai sepanjang sembilan kilometer dan program jargas di PGN Area Jakarta, serta Tangerang sejumlah 11.794 SR.
Baca juga: PGN Saka Catatkan Tambahan Produksi Migas 7.300 BOEPD di WK Pangkah
"Solfipe juga sudah mendapatkan sertifikat dari LEMIGAS yang proses pengujiannya telah menggunakan standard ISO 4437, Standard Pengujian Kualitas Pipa Polyethylene, sehingga dapat dipastikan bahwa semua pipa telah sesuai standar dan sudah aman," kata Erwin.
PGAS Solution memiliki pabrik pipa PE di Klari, Karawang Timur, Jawa Barat dengan luas area 3800 m2, di mana harapannya produksi pipa PE ini dapat membantu mengurangi pemakaian produk-produk impor, dan mempekuat industri nasional, yang akhirnya menggerakkan perekonomian nasional.