Stephen Wongso Ungkap Kendala Produksi APD, Bahan Baku hingga Perang Harga dengan Produk Abal-abal
Stephen Wongso akui ada hambatan saat produksi APD, dari mulai bahan baku dasar produksi, hingga perang harga dengan para produsen APD abal-abal.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stephen Wongso ingin ikut membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia lewat penjualan Alat Pelindung Diri (APD).
Demi bisa memenuhi kebutuhan tersebut, Stephen Wongso dari Wang Hang Tailor, terus memproduksi APD berupa Coverall (hazmat) dan face shield untuk para tenaga medis.
Sekiranya dalam sebulan Stephen dan timnya bisa memproduksi baju hazmat hingga 1 juta buah.
"Untuk APD kami akan selalu memproduksi karena kami sudah invest team dan alat-alat khusus untuk produksi APD karena di perkiraaan pandemi ini akan berubah menjadi endemi dan apd, medical gown akan selalu di perlukan," kata Stephen Wongso kepada awak media, Minggu (5/9/2021).
"Alhamudullilah kami terus produksi setiap hari dengan kapasitas produksi 1 juta baju perbulan," tambah Stephen.
Stephen menegaskan bahwa sejak adanya pandemi, ia mulai fokus untuk membuat APD dengan standard yang tinggi
"Kami semenjak awal pandemi sudah fokus untuk produksi APD dengan standart tertinggi sehingga membantu melindungi nakes," katanya
Stephen Wongso mengakui upayanya membantu memenuhi kebutuhan APD yang layak sempat mengalami beberapa hambatan dari mulai bahan baku dasar produksi, hingga perang harga dengan para produsen APD abal-abal.
"Hambatan utama kami adalah bahan baku dasar yang membutuhkan waktu lama karena kami mengunakan bahan lokal untuk mempertahankan status TKDN 91%," tutur Stephen.
"Di sisi lain perang harga dengan APD abal-abal yang di produksi asing atau lokal yang tidak bersertifikasi. Sehingga produk yang unggul akan terlihat mahal dibandingkan dengan produk abal-abal karena banyak masyarakat tidak paham standart yang benar," jelasnya.
Terlepas dari itu, Stephen Wongso memastikan bahwa apapun yang terjadi, ia berusaha untuk bisa tetap konsisten melayani hampi seluruh rumah sakit dan faskes di seluruh Indonesia dari Sabang–Merauke.