Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Berpotensi Kembali Menguat Jelang Rilis Cadangan Devisa

IHSG pada perdagangan hari ini secara teknikal berpotensi mencoba kembali menguat dengan support resistance 6.102 hingga 6.169.

Editor: Sanusi
zoom-in IHSG Berpotensi Kembali Menguat Jelang Rilis Cadangan Devisa
Tribunnews/Jeprima
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini secara teknikal berpotensi mencoba kembali menguat dengan support resistance 6.102 hingga 6.169. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini secara teknikal berpotensi mencoba kembali menguat dengan support resistance 6.102 hingga 6.169.

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, meskipun tutup di zona hijau kemarin, secara teknikal IHSG membentuk bearish candle yang bergerak terkonsolidasi dan masih terlihat kuat diatas moving average 5 hari, 20 hari, dan 50 hari.

Baca juga: IHSG Menguat 1,42 Persen, Kapitalisasi Capai Rp 7.300 Triliun di Awal September

"Pergerakan masih pada tren positif jangka pendek dan mencoba konfirmasi break our resistance fractal yang berada dikisaran 6.169," ujar dia melalui risetnya, Selasa (7/9/2021).

Lanjar menjelaskan, sentimen penggerak IHSG dari dalam negeri pada hari ini akan menanti data cadangan devisa yang diperkirakan kembali meningkat.

Baca juga: Daya Beli Masyarakat Belum Pulih, IHSG Diprediksi Tertekan Lagi

"Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi terdorong menguat," katanya.

Sementara, saham global sejauh ini telah melewati kekhawatiran bahwa ketegangan vatian delta memperlambat pembukaan kembali dari pandemi dan memperburuk gangguan pasokan yang mendorong inflasi.

Baca juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat, Tujuh Saham Ini Layak Dicermati

Berita Rekomendasi

Sebuah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) tercatat lemah pekan lalu mendukung pandangan bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve akan menunda pengurangan stimulus yang telah membantu pasar keuangan.

"Investor akan menanti data neraca perdagangan dan aktivitas ekspor impor di China serta pertumbuhan ekonomi kuartal II di Eropa," pungkas Lanjar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas