LPKR Mengedepankan Prinsip Berkelanjutan dalam Pengembangan Properti
LPKR berkomitmen menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainable) dalam pengembangan kawasan properti terpadu.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan urbanisasi dan perkotaan disadari membawa sejumlah tantangan seperti polusi, pengelolaan limbah, kemacetan, banjir, dan berbagai problem lainnya.
Untuk menyikapi dan menjawab sejumlah tantangan urbanisasi dan perkotaan tersebut, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainable) dalam pengembangan kawasan properti terpadu.
Baca juga: Semester I 2021, EBITDA LPKR Mencapai Rp 1,96 Triliun
"Sebagai contoh, di kawasan kota mandiri Lippo Village, Tangerang, dalam hal pengelolaan air misalnya, kami melakukan pengelolaan air tersebut. Sistem saluran air di Lippo Village terletak di bawah tanah. Di samping itu, kami menggunakan sistem pipa tertutup yang ramah lingkungan untuk pengolahan limbah cair domestik rumah tangga," kata CEO LPKR John Riady dalam acara webinar KataData Sustainable Action for Futures Economy (SAFE) Forum 2021 baru-baru ini.
Menurut dia proses pengolahan limbah cair juga menggunakan sistem aerobile treatment, yakni menggunakan bakteri dan oksigen untuk menguraikan bahan polutan yang terdapat pada air limbah, sehingga tidak menghasilkan gas sebagai produk sampingan dan air hasil olahan lebih stabil dan dapat didaur ulang.
Baca juga: Analis: Pertumbuhan Penjualan Properti LPKR Terus Berlanjut pada Semester II 2021
"Salah satunya digunakan untuk menyiram tanaman di Lippo Village," jelas John Riady.
John juga menambahkan danau yang terletak di dalam lapangan golf IKG di kota mandiri Lippo Village, bukan sekedar hiasan, tetapi juga sebagai berfungsi juga sebagai water reservoir, tempat menampung air saat intensitas air hujan tinggi.
Baca juga: LPKR dan LPCK Gabung ke Kelompok Efek Syariah Mulai 1 Agustus 2021
"Di kawasan properti terpadu Kemang Village, Jakarta Selatan, kami juga membangun retention water pond yang menggabungkan tiga hal, yakni drainase dan pengendalian banjir, pengelolaan air limbah, serta pengelolaan air bersih. Pembangunan retention water pond yang berupa bak penampungan air dengan kapasitas 100.000 meter kubik, tidak mengganggu elevasi muka air tanah," lanjutnya.
John menegaskan dengan sistem pengelolaan air yang baik, tentunya lingkungan akan lebih terjaga keberlanjutannya.
"Kami mencari sebuah solusi, di satu sisi sustainable baik untuk lingkungan dan masyarakat, tetapi juga di sisi lain menjadi bisnis yang menciptakan profit dan berkelanjutan. Harapan kami adalah membangun perkotaan yang sustainable," katanya.