Memulai UMKM Makanan Kemasan Bisa Jadi Alternatif Cara Bertahan di Tengah Pandemi
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memulai usaha mikro, kecil, dan menengah ((UMKM).
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak perusahaan besar dan kecil yang terkena dampak ekonomi dan terpaksa melakukan pemotongan gaji karyawan hingga pemutusan hubungan kerja.
Banyak orang harus mencari cara untuk tetap bertahan dalam kondisi perekonomian yang sulit.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memulai usaha mikro, kecil, dan menengah ((UMKM).
UMKM adalah kegiatan bisnis yang dijalankan oleh individu, rumah tangga, atau badan usaha berukuran kecil.
Jenis usaha ini, khususnya UMKM di bidang kuliner, terjangkau untuk dimulai sebagai usaha sampingan maupun usaha utama untuk memenuhi kebutuhan finansial.
Baca juga: Cairkan Dana Tanpa Perlu Antre, Akses eform.bri.co.id/bpum untuk Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta
Produk kuliner atau makanan merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-sehari sehingga akan selalu ada permintaan akan makanan.
Hal ini menghasilkan peluang bisnis kuliner yang sangat potensial. Selain itu, UMKM di bidang kuliner dapat dimulai dengan modal uang yang kecil, bahkan di bawah Rp1 juta.
Melihat besarnya kontribusi kuliner dalam meningkatkan perekonomian, masyarakat bisa menjadikan kuliner sebagai usaha yang menjanjikan.
Hal ini diamini Filsa Budi Ambia, pengusaha UMKM pemilik usaha makanan dalam kemasan peyek kepiting ‘Kampoeng Timoer’ dari Balikpapan.
Meskipun pandemi melanda, usaha peyek kepitingnya bisa tetap eksis dan memberikan keuntungan.
Filsa mengatakan banyak subsektor kuliner yang masih sangat bisa di explore.
Salah satunya adalah usaha makanan dalam kemasan.
Dengan modal kecil, seorang pengusaha kuliner makanan dalam kemasan bisa meraup omzet hingga ratusan kali lipat karena makanan dalam kemasan lebih tahan lama sehingga bisa dijual diseluruh Indonesia.
Baca juga: Presiden Minta Kredit UMKM Ditingkatkan hingga 30 Persen
Hal ini telah dibuktikan oleh Filsa yang memulai usaha peyek kepiting “Kampoeng Timoer” hanya dengan modal Rp 100 ribu.