Spora Jadi Masa Depan Pengembangan Budidaya Rumput Laut Indonesia, Produksi Siap Digenjot
Rumput laut kini menjadi komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dengan pasar yang masih terbuka luas di dalam dan luar negeri.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumput laut kini menjadi komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dengan pasar yang masih terbuka luas di dalam dan luar negeri.
Dalam tiga tahun terakhir, peningkatan permintaan rumput laut telah mendorong harga Raw Dried Seaweed (RDS) tiga kali lipat sejak bulan Juli 2017.
Namun demikian, peningkatan terhadap permintaan rumput laut yang semakin besar belum dapat terpenuhi
oleh produksi lokal. Volume produksi rumput laut nasional terus turun stabil sebesar 8,6 persen tiap tahunnya sejak 2015.
Namun data di Kementerian Perindustrian menyebutkan, ekspor produk olahan rumput laut berupa karagenan dan agar-agar mencapai 14.000 ton atau senilai 96,1 juta dolar AS di 2020.
Indonesia saat ini merupakan negara eksportir karagenan ke-6 di dunia, dan negara eksportir agar ke-7 di pasar dunia dengan negara tujuan ekspor produk olahan rumput laut ke China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
Produksi rumput laut kering nasional mencapai 364.000 ton per-tahun dengan sekitar 40 industri pengolahan rumput laut dan kapasitas olah total 64.900 ton per-tahun.
Baca juga: Menperin Dorong Industri Pengolahan Rumput Laut Masuk Daftar Prioritas Investasi
Menurut Direktur Yayasan Kalimajari, IGA Agung Widiastuti, sebuah yayasan fokus mengembangkan komoditi lokal Tanah Air, ada beberapa hal yang memicu rendahnya produksi dan produktivitas budidaya
rumput laut nasional.
Diantaranya, ketersediaan bibit rumput laut yang berkualitas dan keberlanjutannya serta jaminan distribusi yang aman sampai ke pembudidaya, serta ketepatan sasaran.
Baca juga: Punya Segudang Manfaat, Rumput Laut Ternyata Dapat Turunkan Berat Badan
Selain itu juga karena rendahnya keterlibatan pihak swasta dalam riset maupun penyediaan bibit yang berkualitas, serta mekanisme komunikasi dan koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah yang belum optimal dalam merancang program.
"Dari sisi pembudidaya, terlihat masih kurangnya pengetahuan dan informasi teknik yang baik dan benar khusus pembibitan,” jelasnya dalam Lokakarya Virtual Tata Kelola Pembibitan Rumput Laut Sebagai Kerangka Pengembangan dan Pendistribusian Bibit yang diselenggarakan Yayasan Kalimajari bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (29/9/2021).
Dia mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara penghasil rumput laut berpotensi untuk terus mengembangkan produksi rumput laut melalui kegiatan pembudidayaan dengan didukung panjang garis pantai yang sangat luas, serta masih banyaknya lahan potensial.
Dr. TB. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP menjelaskan, rumput laut menjadi komoditas budidaya yang menjadi salah satu sektor unggulan di fase 2022 - 2024 mendatang.
Sebelum 2020 produksi rumput laut Indoesia masih tinggi, namun memasuki 2020 turun kaena pandemi.