Bioavtur Akan Segera Dikomersialkan Setelah Sukses Diujicoba di Pesawat CN 235
Pemerintah berencana segera mengkomersialkan bahan bakar pesawat terbang bioavtur J2.4 atau 2,4 persen campuran bahan bakar nabati (J2.4)
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana segera mengkomersialkan bahan bakar pesawat terbang bioavtur J2.4 atau 2,4 persen campuran bahan bakar nabati (J2.4) setelah sukses uji terbang menggunakan pesawat CN 235 dalam penerbangan Bandung - Jakarta.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto mengatakan, pada tahap uji terbang digunakan dua pesawat, satu pesawat menggunakan bahan bakar bioavtur J2.4 dan satu pesawatnya lagi mengkonsumsi avtur.
"Jadi kami bandingkan, dari situ kelihatan ada tidak anomali terhadap engin?Jadi ini tentu saja akan kami dorong terus, kalau ini semua baik akan kami komersialkan besar-besaran dan tentu saja seluruh penerbangan di Indonesia akan gunakan J2.4 ini," kata Novie sacara virtual, Rabu (6/10/2021).
Menurutnya, penggunaan bioavtur J2.4 juga akan membantu mengurangi pemanasan global, karena sektor transportasi udara menyumbang dua persen dari total CO2 global yang diperkirakan akan naik di masa mendatang.
Baca juga: Pertamina Uji Coba Produksi Green Diesel dan Green Avtur di Kilang Cilacap
"Indonesia sudah berkomitmen dalam forum internasional dan nasional untuk jalankan upaya dalam hal mitigasi perubahan iklim dan emisi," ucapnya.
Baca juga: Stok Avtur Lebih dari Cukup, Industri Aviasi Belum Pulih
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, terkait pengadaan bioavtur yang berkelanjutan harus dilihat secara utuh, karena ada bahan baku yang tidak dapat dikontrol Pertamina yaitu minyak kelapa sawit (CPO).
Baca juga: Batasi Penerbangan Internasional, Kemenhub: Maskapai Wajib Serahkan Data Penumpang
"Dengan komitmen dari pemerintah dan industri CPO, kami berharap ini ada suatu kebijakan yang utuh dari hulu ke hilir. Bagaimana supaya program ini berkelanjutan," ucap Nicke.
"Jadi kami berharap ada komitmen, baik itu volume yang memang dialokasikan untuk bioavtur dan kedua syarat komersialisasi, karena secara komersial tentu ada aspek lain yang diliat," sambungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.