Cerita Qory Sandioriva sebagai Penderita Autoimun Sejak Usia 16 Tahun
Autoimun suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh sendiri, tak dapat bedakan sel asing dengan sel tubuh sendiri.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Qory Sandioriva, Puteri Indonesia 2009 dan Duta Autoimmune Indonesia, menceritakan pengalaman pribadinya terkait penyakit autoimun yang dideritanya sejak usia 16 tahun.
“Saya yang dulunya sering beraktivitas olahraga di luar rumah, tiba-tiba mengalami sakit kepala hebat, sering pingsan dan badan terasa mudah kelelahan bahkan sesak napas."
"Saat itu, dokter mendiagnosa saya menderita darah rendah, tapi hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal," katanya.
Baca juga: Peneliti Sebut Covid-19 yang Parah Dapat Picu Kondisi Autoimun
Saat dinobatkan sebagai Puteri Indonesia di usia 17 tahun, Qori mengaku kondisinya memburuk dengan gejala seperti kulit terasa perih, ngilu sendi dan tulang, otot dan saraf kaku hingga saya mengalami koma selama 3-4 hari hingga membuat berat badan pun turun drastis sebanyak 10 kilogram.
"Setelah beberapa kali salah diagnosis, seperti Thypus, Demam Berdarah, hingga akhirnya salah satu dokter menyatakan saya terkena Systemic Lupus Erythematosus tahap awal atau Early Lupus," katanya.
Qory juga merasakan bagaimana tiga organ yang masih dalam tahap penyembuhan, bertambah menjadi tujuh organ, dan penyakit autoimun tersebut kembali muncul akibat terpapar COVID-19 pada pertengahan 2021 lalu.
Kasus penderita autoimun belakangan ini meningkat seperti terlihat pada data The Lupus Foundation of America.
Dari data tersebut diperkirakan ada 16 ribu kasus baru penyakit autoimun lupus setiap tahunnya di seluruh dunia.
Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap penyakit autoimun saat ini masih rendah karena gejalanya yang bervariasi dan menyerupai beragam penyakit lainnya.
Baca juga: Autoimun, Kenali Gejala, Dokter Sebut Perempuan Lebih Berisiko
Dr dr Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan dosen kedokteran mengatakan, penyakit autoimun merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh sendiri, karena tidak dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh sendiri.
Sistem kekebalan tubuh salah mengira bagian tubuh sendiri, seperti persendian atau kulit, sebagai benda asing dan melepaskan protein yang disebut autoantibodies untuk menyerang sel-sel sehat.
"Saat ini ada lebih dari 150 jenis penyakit autoimun yang diketahui, dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala umum seperti kelelahan, otot pegal, bengkak dan kemerahan, demam ringan, mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki, rambut rontok, serta ruam kulit," katanya saat webinar DBS eTalk Series bertajuk “Autoimmune Won’t Keep You Apart: Living Well with Loved Ones“.
Acara ini merupakan bagian dari peluncuran produk perlindungan terbaru MiEarly Critical Protection (MiECP) yang fokus memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis. Termasuk yang disebabkan oleh penyakit autoimun.