Nusantara Sawit Sejahtera Siap IPO, Bidik Dana Segar Rp 1,6 Triliun
Untuk IPO ini, perseroan menunjuk dua perusahaan sekuritas, Samuel Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas dan BRI Danareksa sebagai penjamin emisi.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada kuartal IV 2021.
Perseroan menunjuk dua perusahaan sekuritas, Samuel Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan BRI Danareksa sebagai penjamin emisi.
Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera Robiyanto mengatakan, perseroan menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melepas saham ke publik, apalagi harga minyak kepala sawit (CPO) mengalami kenaikan seiring peningkatan kebutuhan minyak nabati dunia.
"Harga komoditas oke, pemerintah melakukan berbagai perbaikan regulasi, perusahaan siap menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Ini menjadi dasar kami menggelar IPO," kata Robiyanto, Jumat (7/10/2021).
Baca juga: Asosiasi Pengusaha Sawit dan Semen Minta Zero ODOL Diundur Lagi Hingga 2025
Menurutnya, perseroan membutuhkan modal dalam memperkuat kapasitas usaha dengan menambah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan kegiatan penelitian, serta pengembangan.
Baca juga: Mitratel Siap Melantai di Bursa Tahun Ini
"Untuk jumlah saham yang akan dilepas masih digodok terus,dan diperkirakan freefloat sekitar 40 persen. Kami membidik kapitalisasi pasar setelah IPO sudah mencapai Rp 4,1 triliun," ucapnya.
Baca juga: BEI Iming-imingi Perusahaan Teknologi Besar Agar Melantai di Bursa
"Dana IPO diperkirakan Rp 1,6 triliun. Harga diperkirakan di sekitar Rp 122 hingga Rp 150 per saham," sambung Robiyanto.
Dana hasil IPO nantinya, digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan milik perkebunan, serta lahan petani sawit plasma di sekitar area perusahaan.
"Perseroan perlu memperkuat riset dan pengembangan budi daya sawit," ucapnya. Ia menyebut, penelitian diperlukan untuk meningkatkan produktivitas lahan milik perusahaan juga milik petani rakyat di sekitar perusahaan.
"Keunggulan NSS adalah umur tanaman masih 7 tahun. Ini artinya lagi produktif dan masa produktifnya masih panjang, ibaratnya sedang mekar-mekarnya. Kualitas CPO premium, serta lokasi premium karena dekat dengan bandara, pelabuhan dan perkebunan," paparnya.
Saat ini harga minyak sawit mentah tumbuh di luar perkiraan dalam beberapa bulan terakhir. Pada April 2019, harga minyak sawit masih di level Rp 6.750 per kg, dan pada per 24 September 2021 sudah menyentuh Rp 12.951 per kg.