KAI Commuter Uji Coba Penggunaan KMT di LRT, MRT dan Transjakarta
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pada masa uji coba ini penggunaan KMT mengikuti aturan masing-masing moda transportasi.
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KAI Commuter melakukan uji coba terhadap Kartu Multi Trip atau KMT, sebagai alat pembayaran untuk moda transportasi selain Kereta Rel Listrik di Jabodetabek.
Pengujian KMT ini untuk alat pembayaran moda transportasi MRT Jakarta, LRT Jakarta dan Transjakarta Koridor 1 rute Blok M-Kota.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pada masa uji coba ini penggunaan KMT mengikuti aturan masing-masing moda transportasi.
Kemudian mengenai tarif, lanjut Anne, saldo minimum maupun penalti seluruhnya berlaku sesuai aturan moda transportasi yang digunakan.
"Selain itu, pemilik KMT juga diwajibkan melakukan tap in dan tap out kartu secara sempurna pada setiap moda transportasi," kata Anne, Selasa (12/10/2021).
Anne mengungkapkan, penggunaan KMT ini masih dalam tahap uji coba dan kedepannya akan terus dievaluasi bersama dan diperbaiki jika ditemukan potensi masalah.
Dalam uji coba ini, Anne mengungkapkan, KMT telah terbukti andal sebagai alat pembayaran di transportasi perkotaan yang volume penggunaannya tinggi dan memerlukan kecepatan.
"Dalam ekosistem KRL Jabodetabek di masa sebelum pandemi yang mampu melayani hingga satu juta pengguna per hari, mayoritas pengguna memakai KMT," lanjut Anne.
Penggunaan KMT sebagai alat pembayaran saat ini sudah mencapai 62 persen. Ini menjadikan KMT sebagai alat pembayaran yang paling banyak digunakan di KRL.
KMT yang dapat digunakan pada moda transportasi MRT, LRT dan Transjakarta tentunya dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran hanya dengan satu kartu saja.
Dengan begitu, pemilik KMT tidak hanya bisa menggunakan kartu tersebut saat melakukan perjalanan dengan transportasi KRL.
Baca juga: Akses Laman recruitment.kai.id untuk Cek Pengumuman Hasil Seleksi Tahap I Rekrutmen PT KAI
KAI Minta Penumpang KRL Atur Waktu Perjalanan
KAI Commuter mencatat penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, masih terkonsentrasi pada jam sibuk yaitu pagi dan sore hari dengan rata-rata jumlah penumpang mencapai 163.853 orang.
VP Corporate KAI Commuter Anne Purba mengatakan, mobilitas para penumpang KRL hingga saat ini masih terjadi pada jam sibuk yaitu 06.00 WIB-08.00 WIB dan 16.00 WIB-20.00 WIB.
"Maka dari itu, kami mengimbau kepada para penumpang agar dapat mengatur waktu perjalanan dengan KRL agar tidak terjadi kepadatan," ucap Anne, Senin (11/10/2021).
Anne juga merinci, pada Senin pagi ini tercatat jumlah penumpang KRL sebanyak 163.853 orang. Data tersebut tidak jauh beda dengan pengguna pada hari Senin minggu sebelumnya yaitu sejumlah 163.305 pengguna.
Ia juga mengungkapkan, operasional dan layanan KRL Jabodetabek saat ini berjalan mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dengan 994 perjalanan per harinya.
Baca juga: KAI Commuter Kembali Perbolehkan Anak Usia 12 Tahun Naik KRL
"Kami mengoperasikan pelayanan perjalanan KRL dengan memaksimalkan waktu jadwal perjalanan antara KRL atau headway pada jam sibuk pagi dan sore," kata Anne.
Pada jam sibuk, lanjut Anne, KAI Commuter mengoperasikan sebanyak 307 perjalanan KRL melayani di jam-jam sibuk pagi hari mulai pukul 04.00 WIB-09.00 WIB dan sebanyak 243 perjalanan KRL melayani di jam-jam sibuk sore hari mulai pukul 16.00 WIb-20.00 WIB.
Menurut Anne, ten jumlah penumpang KRL pada masa PPKM level 4 kemarin hingga saat ini terus mengalami peningkatan.
"Pada pemberlakuan syarat vaksinasi untuk naik KRL saat ini, rata-rata pengguna KRL per harinya sebanyak 309.221 pengguna, atau naik 77% persen dari masa PPKM Level 4 dengan jumlah rata-rata pengguna KRL per hari sebanyak 174.582 pengguna," ujar Anne.