Petrosea Kantongi Kontrak Jasa Pertambangan Senilai 265 Juta Dolar AS
Petrosea dan anak usaha mengantongi kontrak jasa pertambangan dan rental peralatan dengan PT Hardaya Mining Energy dan PT Central Cipta Murdaya.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Petrosea Tbk (PTRO) dan anak usahanya, PT Karya Bhumi Lestari (KBL), telah menandatangani perjanjian jasa pertambangan dan rental peralatan dengan PT Hardaya Mining Energy dan PT Central Cipta Murdaya.
Head of Corporate Secretary & Investor Relations PTRO, Anto Broto mengatakan, di dalam perjanjian jasa pertambangan ini, Petrosea adalah sebagai pihak yang melakukan manajemen proyek dan KBL sebagai kontraktor.
Lokasi tambangnya berada di Sebuku, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara
"Nilai kontrak sebesar US$ 265 juta untuk jangka waktu empat tahun," ujar Anto Broto dalam keterangannya, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Petrosea Catat Kenaikan Laba 29,80 Persen Semester Pertama 2021
Karya Bhumi Lestari adalah anak perusahaan yang dimiliki seratus persen oleh Petrosea, yang fokus untuk mendukung Perusahaan di sektor pertambangan dan konstruksi, khususnya pengadaan alat berat, yang selalu mengedepankan operational excellence dan service excellence.
Baca juga: Petrosea Raih Kontrak Kerja Pertambangan Senilai Rp 2,7 Triliun
Sedangkan Petrosea adalah perusahaan multi-disiplin yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi serta jasa minyak dan gas bumi, dengan jejak langkah di Indonesia selama lebih dari 49 tahun.
Baca juga: Indonesia Harus Punya Industri Smelter Sendiri, Ini Alasannya Menurut Jokowi
"Keunggulan kami adalah pada kemampuan untuk menyediakan jasa pertambangan terpadu pit-to-port, kemampuan rekayasa & konstruksi yang terintegrasi serta jasa logistik, dengan selalu berkomitmen penuh terhadap penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan, manajemen mutu dan integritas bisnis," jelasnya.
Baca juga: Energy Watch: Hasil Survei Tambang Nikel yang Beda-beda Bisa Rusak Iklim Bisnis
PTRO telah membukukan pendapatan sebesar US$ 193,30 juta di sepanjang semester pertama tahun ini, naik 9,88% dibanding realisasi pendapatan semester pertama tahun lalu yang sebesar US$ 175,90 juta.
Pada 1990, Petrosea menjadi perusahaan rekayasa dan konstruksi Indonesia pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX: PTRO).
Petrosea didukung penuh oleh pemegang saham utamanya, PT Indika Energy Tbk., yang merupakan perusahaan energi di Indonesia yang menyediakan solusi energi terpadu melalui investasinya di bidang sumberdaya energi, jasa dan infrastruktur. (*/)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.