Ketua Umum Kadin Indonesia Ajak Umat Islam untuk Jadi Pengusaha
KADIN Indonesia menurut Arsjad Rasjid, siap untuk membantu terciptanya lebih banyak lagi pengusaha, yang berasal dari masjid
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Hasiolan Eko P
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, salah satunya bisa dilakukan dengan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi, ia menyebut Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha.
Arsjad Rasjid, dalam diskusi yang digelar di acara "Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H" dengan tema "Meneladani Rasulullah SAW dalam Membangun Peradaban yang Berpusat di Masjid," di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (19/10/2021), mengajak umat untuk menjadi pengusaha, seperti profesi Nabi Muhammad SAW.
Ia mengatakan, masjid bisa mengambil peran untuk mendorong hal tersebut.
"Bagaimana umat bisa jadi pengusaha, dan akhirnya menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengurangi kemiskinan" ujar Arsjad Rasjid.
KADIN Indonesia menurut Arsjad Rasjid, siap untuk membantu terciptanya lebih banyak lagi pengusaha, yang berasal dari masjid.
Kata dia, dibutuhkan perubahan mental, dan pendidikan untuk membuat seseorang bisa sukses menjadi pengusaha.
Baca juga: KADIN: Aplikasi PeduliLindungi Jadi Senjata Melawan Pandemi Bagi Sektor Ekonomi
Pendidikan yang ia maksud antara lain adalah pendidikan di bidang keuangan, dan digital, yang di era modern ini, akan memudahkan seseorang untuk berbisnis.
"Bagaimana mentoring jadi pengusaha, lalu bagaimana literasi keuangan dan bagaimana literasi digital," terangnya.
Hal lain yang dibutuhkan, adalah kemampuan untuk memformalkan usaha. Hal itu menurut Arsjad Rasjid, sudah dimudahkan oleh pemerintah, melalui Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Melalui undang-undang tersebut, pemerintah telah memangkas sejumlah persyaratan pendirian perusahaan, sehingga saat ini masyarakat bisa lebih mudah membangun usaha.
Di era Covid-19 saat ini, munculnya pengusaha-pengusaha baru juga akan membantu pemulihan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi menurut Arsjad Rasjid.
Kata dia, pemulihan di bidang kesehatan adalah hal yang sangat penting, dan pemulihan di bidang ekonomi yang terdampak pandemi, juga hal yang tidak boleh ditinggalkan.
Baca juga: Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Sebagai Awal untuk Memperkokoh ASEAN
"Jangan sampai kita kalah dalam peperangan dalam pandemi, yang akan berdampak pada sosial. Bagaimana juga kita bersama-sama membangun, memulihkan kesehatan," ujarnya.
Sebagai Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengaku memiliki sejumlah tugas. Selain menciptakan lebih banyak lagi pengusaha, ia juga memiliki tugas untuk meningkatkan pengusaha-pengusaha yang sudah ada.
Mengupayakan bagaimana pengusaha mikro, kecil dan menengah bisa naik kelas, dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kami ingin membuka suatu sinergi, bersama-sama bergotong royong, menciptakan lebih banyak lagi pengusaha," ujarnya.
ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), sekaligus Wakil Presiden RI ke 10 dan ke 12, Jusuf Kalla, dalam kesempatan yang sama menekankan bahwa dari seratus orang kaya di Indonesia, hanya sebagian kecilnya yang beragama Islam. Sebaliknya, dari seratus orang yang kurang sejahtera di Indonesia, bisa dikatakan sebagian besarnya adalah muslim. Oleh karena itu, ia mendorong masjid untuk membantu umat bisa lebih sejahtera, salah satunya adalah dengan mendorong umat menjadi pengusaha.
"Jangan masjid yang bikin usaha, jamaahnya, bukan masjidnya. Pengurus masjid jangan bikin usaha. Nanti kalau jamaah mampu, dia membagi infak lebih banyak," ujar Jusuf Kalla.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, pada diskusi tersebut sempat memaparkan hasil risetnya tentang masjid di era Nabi Muhammad SAW. Ia mengatakan, bahwa masjid bukan hanya tempat untuk shalat. Masjid di era nabi juga digunakan untuk menyelesaikan sengketa, untuk pusat pendidikan, dan sebagai pusat pemantauan kesejahteraan umat.