Sektor Properti Kembali Menggeliat, Berikut Rekomendasi Analis di Pasar Saham
Sedangkan CTRA memiliki neraca yang cukup kuat serta diversifikasi lahan (land bank) yang bagus.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sektor properti diperkirakan bakal mulai bersinar setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang secara berangsur diperlonggar.
Analis RHB Sekuritas Andhika Suryadharma menilai, sektor properti punya prospek yang positif hingga akhir tahun.
Selain PPKM yang terus melonggar, Andhika mengatakan, prospek ini didorong oleh tingkat suku bunga yang cenderung masih di level yang rendah, insentif regulasi yang positif, bauran produk dari developer yang tepat sasaran.
Hal ini juga berpengaruh terhadap emiten properti di pasar modal.
Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Melemah, Saham Bank Mandiri, BRI dan Astra Jadi Primadona Asing
Sejumlah emiten properti berhasil mencatatkan pendapatan prapenjualan (marketing sales) yang porsitif per kuartal ketiga 2021.
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) misalnya, membukukan nilai marketing sales senilai Rp 1,05 triliun hingga September 2021. Realisasi ini naik 44,8% dari marketing sales di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 725 miliar.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berhasil membukukan pendapatan prapenjualan senilai Rp 6,1 triliun hingga September 2021. Penjualan ini tumbuh 29% dibandingkan angka marketing sales tahun lalu sebesar Rp 4,7 triliun.
Baca juga: IHSG Bersiap Tembus Rekor Tertinggi, Ini Deretan Saham yang Direkomendasikan
Sementara PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan marketing sales senilai Rp 3,4 triliun untuk periode Januari-September 2021. Perolehan ini berhasil tumbuh 69,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,01 triliun.
Selain dari sisi harga, jelas Andhika, insentif pemerintah yang menyasar pada besaran harga rumah Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar juga memberikan dukungan yang kuat untuk marketing sales para pengembang properti.
Lebih spesifik lagi, Andhika menilai rumah tapak (landed house) masih menjadi produk yang akan mendominasi di pasar.
“Selain karena masih ada kelebihan pasokan (oversupply) di unit apartemen, harga yang sama dengan luas area yang lebih besar di luar Jakarta juga bisa memberikan alternatif yang lebih baik bagi konsumen untuk memilih,” terang Andhika kepada Kontan.co.id, Rabu (20/10/2021).
Baca juga: Proyeksi IHSG Hari Ini, Berpotensi Menguat, Cermati Saham-saham Big Caps dan Sektor Industri Dasar
RHB Sekuritas masih menyematkan rating overweight untuk sektor properti. RHB Sekuritas memiliki saham pilihan utama (top picks), yakni saham SMRA dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Andhika menilai, potensi kenaikan dari kedua saham ini masih cukup tinggi.
SMRA memiliki potensi marketing sales dari proyek di Bogor dan Bandung, yang performa marketing sales-nya cukup bagus dan bisa menjadi township selanjutnya ke depan.
Sedangkan CTRA memiliki neraca yang cukup kuat serta diversifikasi lahan (land bank) yang bagus.
Dalam risetnya yang dirilis Kamis (14/10), Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan juga mempertahankan rating overweight untuk sektor properti di tahun ini.
Rating ini didukung oleh katalis positif dari suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang di bawah 9% dan implementasi undang-undang sapu jagat (omnibus law).
Pilihan utama MNC Sekuritas di sektor ini adalah saham BSDE dengan target harga Rp 1.500 per saham, saham SMRA dengan target harga Rp 1.100 per saham, saham CTRA dengan target harga Rp 1.300 per saham, dan saham PWON dengan target harga Rp 660 per saham.
Sementara di sektor real estate, Rudy menjatuhkan pilihan di saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dengan target harga Rp 240 dan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) dengan target harga Rp 1.000.
Menurut Rudy, emiten-emiten ini masih mengandalkan penjualan residensial sebagai tulang punggung mereka, dengan rata-rata sebanyak 64% marketing sales berasal dari segmen rumah tapak.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Marketing sales tumbuh positif, simak rekomendasi saham emiten properti