Indeks Inklusi Keuangan Indonesia Belum Ideal, Prudential Lakukan Edukasi dengan Strategi Ini
Prudential terus melatih kemampuan pengelolaan uang bagi para perempuan, anak-anak sebagai generasi penerus, komunitas ekonomi syariah
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai indeks inklusi keuangan Indonesia dilaporkan sudah mencapai 76,19 persen, melampaui target Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI)1 yaitu sebesar 75 persen.
Meski demikian, kondisi ini masih belum ideal karena masyarakat menggunakan produk keuangan tanpa pemahaman yang memadai tentang pengelolaannya.
Hal ini terlihat dari indeks literasi keuangan yang baru mencapai 38,03 persen.
Indrijati Rahayoe, Chief Human Resources and Community Investment Officer Prudential Indonesia mengatakan, saat ini masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara indeks inklusi dan literasi keuangan.
"Karena itu, kita perlu mengatasinya dengan membekali masyarakat pengetahuan untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas dan memahami berbagai pilihan perencanaan keuangan yang tersedia, seperti perlindungan asuransi untuk keluarga,"ujarnya, Jumat (22/10/2021).
Dia menegaskan, pemahaman keuangan harus kian ditingkatkan terutama dalam kondisi pandemi yang menyebabkan berbagai tekanan dan ketidakpastian ekonomi.
Baca juga: Potensi Keuangan Syariah Indonesia Belum Tergarap Optimal, Kinerja BSI Berpeluang Makin Berkilau
Upaya meningkatkan literasi keuangan di Indonesia dinilai penting guna membantu individu menghindari kerapuhan ekonomi di masa depan dan pendidikan menjadi salah satu pilar utama inisiatif Community Investment perusahaan dalam memberdayakan masyarakat. B
Menurut Indri, melalui berbagai program Community Investment yang dijalankan, Prudential terus melatih kemampuan pengelolaan uang bagi para perempuan, anak-anak sebagai generasi penerus, komunitas ekonomi syariah, hingga pelaku UMKM agar mereka dapat memiliki perencanaan keuangan yang sehat dan bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
Beberapa kegiatan yang sudah dijalankan Community Investment Prudential Indonesia selama ini antara lain:
1. Edukasi literasi keuangan untuk perempuan
Kegiatan ini dilaksanakan sejak 2009 sebagai respons atas rendahnya literasi pada perempuan. Pada 2019 indeks literasi keuangan perempuan Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan laki-laki yaitu 36,13 persen.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pemerintah Terus Berupaya Beri Kemudahan Akses Keuangan Bagi UMKM
Sejumlah pelatihan terus dilakukan Prudential Indonesia berkolaborasi dengan berbagai kementerian, antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Hingga September 2021, program ini telah memberikan manfaat kepada lebih dari 41.000 perempuan
Indonesia di seluruh Indonesia, dan ditargetkan untuk mencapai 50.000 perempuan pada 2022.
2. Edukasi literasi keuangan untuk anak
Cha-Ching merupakan program literasi keuangan untuk anak usia 7-12 tahun yang dikembangkan Prudence Foundation.
Hadir sejak 2012 dengan format menarik bagi anak melalui platform digital, program ini mengajarkan empat kunci utama konsep pengaturan keuangan sehari-hari yaitu Peroleh (Earn), Tabung (Save), Belanjakan (Spend) dan Sumbangkan (Donate).
Bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia, selama enam tahun terakhir, program Cha-Ching telah mendapatkan dukungan Dinas Pendidikan di daerah dan diimplementasikan di 2.675 sekolah dasar
di Jakarta, Sidoarjo, Trenggalek dan Blitar.
3. Edukasi literasi keuangan untuk komunitas ekonomi syariah
Edukasi dijalankan melalui roadshow dengan masyarakat ekonomi syariah (MES) sejak 2014 dan hingga kini telah menjangkau hampir 28.000 masyarakat.
4. Edukasi literasi keuangan pelaku UMKM
Program ini ditargetkan menjangkau 800 pemilik UMKM hingga akhir tahun ini. Selama Bulan Inklusi Keuangan 2021 sepanjang Oktober, seluruh kegiatan edukasi secara intensif dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam format virtual di lingkup nasional.
Hingga kini, inisiatif literasi asuransi tersebut telah menjangkau lebih dari 2,38 juta masyarakat Indonesia.