Bisnis Perkantoran Lesu, Banyak Gedung Tak Terisi, Harga Pun Turun
Hal ini dipicu oleh sejumlah kantor sektor non-esensial yang menerapkan work from office dengan kapasitas 50 persen.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bisnis hunian perkantoran diperkirakan masih lesu hingga akhir tahun ini.
Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini menyebabkan tingkat hunian perkantoran Jakarta di Central Business District (CBD) maupun non-CBD masih tertekan hingga kuartal III-2021.
Dikutip dari Kompas.com, Kondisi ini diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir 2021 mendatang.
Hal ini dipicu oleh sejumlah kantor sektor non-esensial yang menerapkan work from office dengan kapasitas 50 persen.
Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property Services Indonesia Martin Samuel Hutapea mengatakan, dengan adanya beberapa pasokan baru yang cukup besar di pasar perkantoran secara keseluruhan, tingkat hunian serta harga sewa kembali akan tertekan.
Baca juga: Simak Daftar Rusunawa dan Cara Dapat Hunian Layak bagi Penyandang Disabilitas di Jakarta
"Karena permintaan ruang kantor hingga akhir tahun 2021 diperkirakan masih belum dapat mengimbangi besarnya penambahan pasokan perkantoran yang baru," kata Martin, Sabtu (23/10/2021).
Menurut dia, pasar perkantoran CBD Jakarta menerima pasokan baru 70.000 meter persegi dari Trinity Tower yang terletak di koridor Rasuna Said.
Penambahan ini menyebabkan total pasokan pasar perkantoran menjadi 7,05 juta meter persegi pada kuartal III-2021.
"Adapun proyek lain yang diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2021 adalah Menara BRI, sedangkan beberapa proyek lain masih under construction," ujar Martin.
Penyerapan ruang per kuartal III-2021 hanya sebesar 1.436 meter persegi. Lebih rendah dari kuartal sebelumnya yakni 2.200 meter persegi, menjadikan permintaan kumulatif 5,21 juta meter persegi.
Penyerapan ruang kantor didominasi ukuran regular yaitu hingga 500 meter persegi, sedangkan dalam hal anchor tenant, belum ada aktivitas penyerapan baru.
Pertambahan pasokan baru dan juga penyelesaian proyek pada masa tren penyusutan secara langsung menyebabkan tingkat hunian turun.
Baca juga: Masih Miliki 500 Hektare Land Bank, LPKR Fokus Kembangkan Hunian Tapak di Karawaci
Pada kuartal II-2021, tingkat hunian di angka 74,7 persen, sementara pada kuartal III-2021 turun ke angka 74 persen. Ini artinya terjadi pengurangan sebesar 0,7 persen secara kuartalan.
Dengan turunnya tingkat hunian, harga sewa kantor di Jakarta CBD juga melemah.