Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dituding Sekarga, Dirut Garuda Bersama Anak dan Cucu Liburan ke New York Pakai Fasilitas Perusahaan

Saat ancaman kebangkrutan mengintai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, kini direktur utamanya dipermasalahkan serikat karyawannya sendiri.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dituding Sekarga, Dirut Garuda Bersama Anak dan Cucu Liburan ke New York Pakai Fasilitas Perusahaan
Screenshot
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra 

Ia mengatakan, kasus yangg mirip-mirip juga terjadi di beberapa negara. Misalnya di Italia, Alitalia yang bangkrut karena pandemi membuat maskapai baru ITA Airways.

Nah kalau Garuda dianggap lebih baik diganti perusahaan lama yaitu Pelita Air.

"Saya bilang sudah 85 persen arahnya ke Pelita," kata Hendro kepada Tribunnews.com.

Maskapai milik PT Pertamina tersebut dianggap yang paling tepat menjadi pengganti Garuda daripada membuat maskapai baru yang butuh waktu lama.

Pelita Air telah lama beroperasi dan infrastrukturnya telah lengkap sehingga dianggap mumpuni.

"Pelita sudah memiliki banyak pesawat bahkan punya helikopter, jadi mudah dibesarkan menjadi maskapai domestik dengan layanan yang baik," kata Hendro kepada Tribunnews.com belum lama ini.

Kenapa tidak diganti dengan Citilink yang notabene adalah anak usaha Garuda, Hendro mengatakan, secara bisnis kalau diganti Citilink maka segala kewajiban Garuda akan dibebankan ke Citilink, jadi justru akan menambah masalah baru.

Berita Rekomendasi

"Kalau pailit, Citilink dan anak perusahaan yang lain tetap bisa beroperasi sepert biasa tanpa ada pengalihan beban dari Garuda," ujarnya.

Mesk demikian opsi pailit tersebut harus mempertimbangkan hak-hak karyawan. Menurutnya paling utama adalah karyawan harus mendapatkan pesangon yang sesuai.

Pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan opsi pailit Garuda dan digantikan dengan maskapai Pelita Air Service.

Kesalahan manajemen masa lalu Garuda membuat utang yang menggunung hingga Rp 140 triliun dengan utang yang telah jatuh tempo sebesar Rp 70 triliun.

Karenanya tak heran maskapai tersebut digugat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Setelah menang dari gugatan PKPU My Indo Airlines, Garuda kembali digugat oleh perusahaan kreditor lainnya yaitu Mitra Buana Koorporindo.

Opsi Pelita gantikan Garuda

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas