Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ruandha Agung Sugardiman: Kementerian LHK Berpartisipasi Menurunkan Konsentrasi Co2 29 % Sampai 40 %

Program Kementerian LHK, Indonesia akan berpartisipasi dalam menurunkan konsentrasi Co2 di dunia sebanyak 29 % sampai 40 % pada 2030 nanti.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Ruandha Agung Sugardiman: Kementerian LHK Berpartisipasi Menurunkan Konsentrasi Co2 29 % Sampai 40 %
Dok. Nusaku
Ruandha Agung Sugardiman: Kementerian LHK Berpartisipasi Menurunkan Konsentrasi Co2 29 % Sampai 40 % 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Kementerian LHK Indonesia akan berpartisipasi dalam menurunkan konsentrasi Co2 di dunia sebanyak 29 % sampai 40 % pada 2030 nanti. Dari 29 % itu, 17,2 % akan disumbangkan dari sector kehutanan.

Kementerian LHK untuk bisa mewujudkan komitmen menurunkan 17,2 %, salah satu upayanya adalah dengan menanam pohon.

Karena semakin banyak tutupan hutan, dipastikan Indonsia akan mampu menyerap Co2 yang ada di lapisan atmosfer dan dikonfersi menjadi oksigen.

Demikian disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya melalui Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK, Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, MSc saat acara Talk Show program Bersama Nusaku di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), pagi ini.

Pembicara lainnya, Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI), Transtoto Hadhadari dan Ketua Umum Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh), Yohanes Cianes Walean.

Ditambahkannya, upaya Indonesia kepada dunia untuk bisa menurunkan konsentrasi Co2, sektor kehutananlah yang menjadi motor utama.

“Jadi, penanaman pohon melalui program Nusaku sangat relevan dengan program LHK,” tuturnya.

Berita Rekomendasi

Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) Transtoto Hadhadari mengurai soal perubahan iklim.

“Climate Change atau perubahan iklim di dunia terjadi karena peningkatan pemakaian energi. Delapan puluh persen produksi Co2 di dunia karena energi. Nah, di Indonesia kasusnya aneh, Co2 banyak terjadi karena hutan kita berubah jadi lahan kosong. Itu masalah kita. Jadi, pekerjaan kita, bagaimana mengubah yang kosong tersebut menjadi hijau kembali,” ujar mantan Kepala Pusat Informasi Departemen Kehutanan.

Dijelaskan Transtoto, dengan proses asimilasi, pohon menyerap Co2 yang lebih banyak. Indonesia sebagai negara tropis mempunyai kemampuan luar biasa untuk ini, sebagai oxygerator.

“Kita harus bangga menjadi penghasil oksigen,” kata mantan Direktur Utama Perum Perhutani ini.

Indonesia merupakan negara yang sangat beruntung karena Indonesia memiliki wilayah hutan tropis yang sangat luas.

Akan tetapi, sangat disayangkan, hutan di Indonesia terdegradasi akibat pembalakan liar, perambahan hutan, pengurangan kawasan hutan (deforestasi) untuk kepentingan pembangunan dan penggunaan lahan yang dilakukan dengan masif dan tidak didasarkan pada prinsip keberlanjutan.

Hutan menjadi rusak dan tidak dapat lagi menyerap karbon dengan baik.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas