G20 Dorong Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perempuan di Dunia Bisnis
Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peningkatan kapasitas kepempimpinan perempuan di dunia bisnis.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Aliansi untuk pemberdayaan dan kemajuan pepresentasi ekonomi perempuan, G20 EMPOWER, bekerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG), meluncurkan buku “Best Practices Playbook 2021”.
Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peningkatan kapasitas kepempimpinan perempuan di dunia bisnis.
Penyusunan buku ini berdasarkan studi dengan melibatkan lebih dari 150 praktik terbaik dari 23 negara dalam implementasi beragam kebijakan dan inisiatif sektor swasta untuk memperkuat komitmen dan kinerja perusahaan terhadap kepemimpinan perempuan.
Direktur & Chief Strategic Transformation Information Officer XL Axiata, Yessie D.Yosetya mengatakan, “Saya berharap Buku Pedoman Praktik Terbaik G20 EMPOWER ini dapat memberikan motivasi bagi teman-teman pelaku bisnis di Indonesia mengimplementasikan visi kesetaraan gender di perusahaan masing-masing, termasuk memberikan ruang yang luas bagi kepemimpinan perempuan.”
Baca juga: Jokowi Berpidato Soal Keberpihakan pada UMKM dan Perempuan di Sela KTT G20
Yessie yang juga merupakan Chair dari Indonesia dalam G20 EMPOWER melihat bahwa buku ini akan menjadi panduan yang sangat bagus dan bermanfaat bagi kaum perempuan untuk mempersiapkan dirinya untuk bisa bersaing di tengah-tengah persaingan industri yang sangat ketat, di mana masih banyak terjadi diskriminasi gender yang terjadi.
Melalui buku ini kita bisa belajar banyak dari pengalaman di 23 negara dengan 150 praktik terbaik dalam berkomitmen, berkolaborasi, dan mengimplementasikan tindakan nyata untuk mencapai kesetaraan gender.
Sementara itu, Ketua G20 EMPOWER Presidensi Italia, Paola Mascaro, mengatakan, “Best Practices Playbook 2021” ini merupakan karya berharga yang menunjukkan bahwa sinergi lintas negara dan lintas sektor adalah hal yang penting dalam upaya pemberdayaan perempuan, dan hal ini perlu disebarluaskan.
Praktik terbaik yang tertuang dalam Buku Pedoman Best Practices Playbook 2021 ini memperlihatkan pendekatan pragmatis yang khas dari dunia bisnis dan dapat diadopsi oleh semua pihak untuk mendorong perubahan.”
Managing Director and Partner BCG, Laura Villani, menyebut Best Practices Playbook 2021 merupakan buku pedoman yang memberikan cara-cara dan praktik terbaik yang berfokus pada tiga hal utama yang dilakukan untuk menutup ketimpangan gender, yaitu, skema pengukuran untuk melihat representasi perempuan, membangun jalur bakat perempuan, dan memampukan perempuan untuk memimpin masa depan.
Baca juga: Hari Pertama KTT G20 di Italia, Presiden Jokowi Hadiri Sesi Ekonomi dan Kesehatan Global
Buku ini antara lain memaparkan skema pengukuran paling populer menyangkut jalur bakat, yaitu adanya kebijakan perusahaan untuk memberikan peluang yang sama dalam perekrutan dan promosi (kuota dalam daftar kandidat atau dalam perencanaan suksesi).
Sebagian besar perusahaan yang diwawancarai mengidentifikasi bias dan budaya yang tidak disadari sebagai tantangan utama untuk memajukan perempuan dalam karier mereka.
Juga ada paparan mengenai program pengembangan dan pendampingan khusus untuk perempuan, dan pembentukan komunitas di mana perempuan memiliki peluang berjejaring, serta mengambil inspirasi dari pemimpin perempuan lainnya.
Selain itu, juga diungkap mengenai tantangan yang dihadapi perempuan, antara lain berupa gelembung rasa tidak aman perempuan, ketakutan perempuan untuk berbicara atau mengambil peran yang menantang. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan perlu saling mendukung, serta bimbingan dari pemimpin senior yang percaya pada mereka.
Awal Oktober 2021 lalu, dalam sesi khusus G20 EMPOWER yang disenggarakan di Roma, Italia, CEO XL Axiata, Dian Siswarini berkesempatan untuk membagikan pengalaman dalam menerapkan praktik baik yang diimplementasikan di XL
Baca juga: Presidensi G20, Indonesia Tekankan Keadilan Ekonomi Dunia
Axiata terkait dukungan pada karyawan perempuan untuk mendapatkan posisi di level pimpinan perusahaan. Selain Dian, juga pembicara lainnya adalah Christine McLoughlin (Suncorp Group, Australia) dan Marta Blanco (CEOE, Spanyol).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato mengenai peran perempuan dan UMKM pada side event KTT G20 di Roma Italia, Sabtu, (30/10/2021). Dalam pidatonya tersebut Presiden mengatakan Peran perempuan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bagi kemajuan bangsa merupakan keniscayaan.
Bagi Indonesia, UMKM adalah sendi utama perekonomian. Indonesia memiliki lebih dari 65 juta unit UMKM yang berkontribusi terhadap 61 persen perekonomian nasional.
Di saat yang sama, 64 persen pelaku UMKM Indonesia adalah perempuan sehingga bagi Indonesia, memberdayakan UMKM berarti juga memberdayakan perempuan. UMKM juga menunjukkan ketangguhan yang cukup tinggi di tengah pandemi.
Untuk itu, Presiden menyebut bahwa G20 harus terus mendorong penguatan peran UMKM dan perempuan melalui sejumlah aksi nyata.
"Pertama, meningkatkan inklusi keuangan UMKM dan perempuan. Inklusi keuangan adalah prioritas Indonesia. Indeks keuangan inklusif kami telah mencapai 81 persen dan kami targetkan mencapai 90 persen di tahun 2024," jelas Presiden Joko Widodo dalam acara yang digelar di La Nuvola, Roma, Italia itu.
Untuk mencapai hal itu, pembiayaan yang ramah dan akses pendanaan bagi UMKM di Indonesia akan terus diperkuat. Indonesia mengalokasikan USD17,8 miliar kredit usaha rakyat (KUR) dan lebih dari 2,4 juta pengusaha perempuan telah menerima bantuan ini.
Selain itu, Indonesia juga meluncurkan USD1,1 miliar bagi Program Produktif Usaha Mikro dan 63,5 persen di antaranya diterima pengusaha perempuan. Khusus untuk pengusaha perempuan mikro dan ultra-mikro, Indonesia mengembangkan skema pemodalan khusus yang disebut program Mekaar “Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera”
"Dalam Bahasa Inggris, Mekar berarti _to grow, to blossom_. Melambangkan semangat bagi tumbuh berkembangnya peran ekonomi perempuan," imbuhnya.
Presiden Jokowi memaparkan bahwa hingga saat ini, terdapat lebih dari 10,4 juta nasabah dengan total pembiayan USD1,48 miliar dan _non-performing loan_ yang sangat rendah, hanya 0,1 persen. Hal tersebut membuktikan kemampuan para pengusaha perempuan yang mumpuni dalam mengelola dana.
Aksi nyata kedua yakni mendukung transformasi ekonomi UMKM. Menurut Presiden Jokowi, digitalisasi adalah _key enabler_. Lokapasar atau _e-commerce_ menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia di masa pandemi dengan nilai yang akan mencapai USD24,8 miliar tahun ini.
"Selama pandemi, 8,4 juta UMKM Indonesia telah memasuki ekosistem digital, termasuk bagi 54 persen UMKM perempuan," tambahnya.
Lebih jauh Presiden Jokowi menyebut bahwa keberpihakan G-20 harus nyata bagi digitalisasi UMKM dan perempuan. Dukungan tersebut berupa pembangunan infrastruktur digital dan kerja sama teknologi, perluasan konektivitas digital secara inklusif, serta peningkatkan literasi digital pelaku UMKM
"Transformasi UMKM akan semakin kuat apabila didukung berbagai kebijakan strategis tersebut. Kami di Indonesia terus lakukan berbagai upaya mendukung UMKM seperti kemitraan BUMN dengan UMKM, kemudahan izin usaha, dukungan inkubasi bisnis, penguatan koperasi dan lainnya," jelasnya.
Berbagai langkah strategis tersebut telah membawa hasil nyata yakni ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen pada triwulan II tahun ini. Selain itu, angka kemiskinan dan pengangguran mulai menurun dan nilai ekspor tumbuh 37,7 persen.
"Dengan terus membaiknya situasi pandemi di Indonesia, _positivity rate_ di bawah 1 persen, vaksinasi dosis pertama capai 53,62 persen, dan vaksinasi dosis lengkap capai 31,50 persen, insyaallah pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan. Tugas kita, memastikan pemulihan ini dilakukan secara bersama dan berkelanjutan. _Recover together, recover stronger_," tandasnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya menjelaskan bahwa dalam acara tersebut Presiden Jokowi merupakan salah satu dari empat pembicara yang diundang selain Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Ratu Maxima dari Belanda, dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Memberdayakan UMKM dan perempuan adalah kebijakan sentral dalam percepatan pencapaian SDGs di Indonesia menurut Presiden," kata Menlu di Hotel Splendide Royal, Roma.