Transaksi Cashless Menggunakan QRIS Melonjak, Per September Naik 264 Persen YoY
transaksi pembayaran digital menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) semakin luas diterima masyarakat.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Maizal Walfajri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak pertama kali diperkenalkan, transaksi pembayaran digital menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) semakin luas diterima masyarakat.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta bilang, hingga awal November 2021 terdapat 12,11 juta merchant yang tergabung dalam inisiatif QRIS.
“Transaksi QRIS di September 2021 saja sebanyak 40 juta kali transaksi atau naik 264% year on year (yoy). Sedangkan dari sisi nominal mencapai Rp 2,9 triliun atau naik 248% yoy,” ujar Fili kepada KONTAN pada Kamis (4/11/2021).
Volume transaksi QRIS di kuartal III 2021 ini didominasi oleh merchant kategori mikro sebesar 38%. Lalu diikuti merchant kategori menengah sebesar 31%.
“Dari 12,11 juta merchant saat ini, sebesar 94% merupakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kami akan terus ekspansi untuk menyiapkan permintaan agar masyarakat bisa menggunakan QRIS,” papar Fili.
Baca juga: Aplikasi QRIS BSI Kini Punya Fitur Belanja dan Sedekah, 32.000 Merchant Sudah Bergabung
BI juga telah meningkatkan plafon maksimal transaksi QRIS dari Rp 2 juta menjadi Rp 5 juta sejak pertengahan tahun 2021.
Ini memberikan dampak pada peningkatan transaksi di merchant menengah dan besar termasuk di pusat perbelanjaan.
Baca juga: Selain Bikin Pembayaran Lebih Praktis, QRIS Juga Bisa Jadi Pintu Masuk UMKM Mengakses Permodalan
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah memperluas penerimaan transaksi QRIS dengan 510.000 merchant. Direktur BCA Santoso Liem menyatakan transaksi QRIS mencapai Rp 2,8 triliun hingga Oktober 2021 secara year to date (ytd).
Baca juga: BI dan BukuWarung Ajak UMKM Naik Kelas dengan Dukungan QRIS
Transaksi tersebut didominasi oleh transaksi sektor food and beverage (F&B). Nilai itu meningkat dari transaksi QRIS sepanjang 2020 sebesar Rp 412 miliar.
“Kami memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian kehidupan normal baru,” ujar Santoso.
Endapan dana
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga telah mengandeng lebih dari 1,2 juta merchant QRIS per Oktober 2021.
Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri menyatakan, transaksi menggunakan QRIS tumbuh 500% dari awal tahun hingga Oktober 2021.
“Transaksi paling banyak dilakukan untuk merchant ritel seperti warung keperluan sehari-hari, rumah makan, kantin, pujasera, koperasi dan transaksi di pasar,” papar Thomas.
Dengan QRIS, kedua pihak bertransaksi menggunakan seluruh penyedia jasa sistem pembayaran QRIS yang telah terdaftar di BI dan terhubung di seluruh jaringan QRIS.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga mencatatkan rata-rata pertumbuhan transaksi QRIS 113% secara yoy setiap bulan. Direktur BTN Andi Nirwoto menyatakan penyumbangnya dari transaksi di F&B dan toko ritel.
“Jumlah merchant BTN sampai Oktober 2021 sebanyak 6.970 merchant,” kata Andi kepada KONTAN.
Selain itu, implementasi QRIS ini juga menciptakan pengendapan dana dari pengguna transaksi saluran elektronik BTN. Hingga Oktober 2021 pengendapan dana tabungan dari merchant sebesar Rp 372 miliar.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Transaksi Pembayaran QRIS Semakin Subur
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.