Jangan Salah Jalan Kelola Finansial, Generasi Milenial Harus Cerdas Pilih Investasi Masa Depan
pemuda Indonesia memerlukan edukasi agar bisa meningkatkan literasi mereka terkait hal apapun demi menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Sumpah Pemuda memang telah berlalu pada 28 Oktober 2021, namun semangat generasi muda untuk terus mencapai harapan dan impian tentunya harus terus dikobarkan.
Termasuk impian untuk menjadi generasi yang unggul dan mandiri di masa depan.
Oleh karena itu, para pemuda Indonesia memerlukan edukasi agar bisa meningkatkan literasi mereka terkait hal apapun demi menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Mulai dari literasi membaca dan menulis, numerasi, sains, digital, budaya, hingga literasi finansial atau keuangan.
Literasi itulah yang akan membawa mereka menjadi manusia yang mandiri dalam menjalani hidup, termasuk mandiri secara finansial melalui literasi keuangan yang mereka miliki.
Jika para pemuda Indonesia bisa mencapai fase ini, maka mereka dapat disebut telah memperoleh kemerdekaan finansial atau financial freedom.
Namun mirisnya, di era disrupsi digital ini, banyak pemuda Indonesia menggunakan uang yang mereka miliki hanya untuk sekadar memenuhi hasrat gaya hidup tanpa memikirkan tabungan, dana darurat hingga perlindungan asuransi yang sebenarnya bisa menjamin masa depan dan masa tua mereka.
Menurut survei yang dilakukan Insider dan Morning Consult pada 2019, hampir sepertiga dari generasi milenial merasa berada pada kondisi finansial yang lebih buruk dibandingkan dengan ekspektasi mereka pada 10 tahun lalu.
Baca juga: Tipu Korban Rp 300 Juta Modus Investasi Black Dollar, Sepasang Kekasih Ditangkap di Palmerah
Begitu pula Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016 yang juga mengungkapkan bahwa tingkat literasi keuangan anak muda usia 25 hingga 35 tahun sebesar 33,5 persen, sedangkan untuk usia 18 hingga 25 tahun sebesar 32,1 persen.
Angka tersebut menunjukkan anak muda Indonesia masih tergolong rentan secara finansial.
Lalu apa yang harus dilakukan generasi milenial ini dalam mencapai kemandirian dan kemerdekaan finansial?
Dikutip dari laman oecd.org, Sabtu (6/11/2021), literasi keuangan merupakan keterampilan yang harus dimiliki generasi muda termasuk milenial untuk bisa berpartisipasi dalam masyarakat modern.
Hal itu karena mereka tumbuh di dunia yang semakin kompleks, di mana generasi ini pada akhirnya harus bertanggung jawab atas masa depan keuangan mereka sendiri.
Namun mirisnya, generasi ini cenderung memiliki tingkat literasi keuangan yang paling rendah.
Ini terlihat dari ketidakmampuan mereka pada umumnya untuk memilih produk keuangan yang tepat.
Baca juga: OCTO Mobile Permudah Masyarakat Investasi Sukuk Tabungan ST008
Mereka juga kurang tertarik dalam melakukan perencanaan keuangan yang baik.
Padahal sejak usia dini, generasi muda ini perlu mengembangkan keterampilan mereka dalam mengelola keuangan.
Karena mungkin saja di masa depan, mereka memiliki dana bebas yang berasal dari tunjangan maupun pekerjaan paruh waktu (part time) yang mereka jalani.
Nah, dana ini kemungkinan memerlukan penggunaan rekening tabungan.
Di sisi lain, generasi muda sering dikaitkan pula dengan istilah 'sandwich generation' yakni suatu keadaan finansial yang mendorong seseorang harus turut memenuhi kebutuhan dari generasi sebelumnya dan generasi setelahnya.
Oleh karena itu, edukasi terkait literasi keuangan sangat penting untuk dimulai sedini mungkin dan turut diajarkan pula di sekolah.
Memasukkan literasi keuangan sebagai bagian dari kurikulum sekolah tentunya akan menjadi proses jangka panjang.
Dengan adanya edukasi terkait keuangan dalam kurikulum sekolah, maka memungkinkan anak-anak dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk membangun perilaku keuangan yang bertanggung jawab pada setiap tahap pendidikan mereka.
Termasuk saat mereka tumbuh menjadi generasi milenial seperti saat ini, edukasi tersebut tentunya akan membuat mereka berpotensi meraih financial freedom.
Baca juga: Waspada Penipuan Investasi atas Nama LPS
Edukasi terkait literasi keuangan ini sangatlah penting, karena mungkin saja orang tua mereka tidak siap untuk mengajarkan kepada mereka tentang pengelolaan keuangan.
Terlebih saat ini tingkat literasi keuangan berada pada level rendah di seluruh dunia.
Terkait hal itu, Perencana Keuangan dan CEO Finansialku.com Melvin Mumpuni menjelaskan bahwa manajemen risiko serta pengaturan cashflow yang baik sangat diperlukan.
"Fokus pertama yang wajib dilakukan adalah memastikan keuangan sehat, setelah itu, baru dapat melakukan pengaturan cashflow yang seimbang dan mengetahui kebutuhan yang dapat membantu dalam mencapai tujuan keuangan yang diimpikan. Setelah itu, berfokus pada dana darurat dan asuransi," ujar Melvin, beberapa waktu lalu.
Financial check up, kata dia, menjadi hal pertama yang dapat dilakukan oleh generasi muda untuk mengetahui keadaan finansialnya.
Sehingga mereka dapat mengetahui langkah perencanaan keuangan yang harus diambil, tentunya untuk prospek jangka panjang.
Demi mencapai financial freedom sejak muda dan menghindari jebakan sandwich generation, generasi muda tentunya perlu mempersiapkan perencanaan keuangan sedini mungkin.
Mulai dari pemenuhan kebutuhan mendasar hingga dana darurat.
Selanjutnya, jika hal-hal itu telah terpenuhi, maka generasi ini dapat memikirkan perencanaan lainnya seperti pemenuhan dana pendidikan anak, pensiun hingga investasi.
Beberapa tahapan penting yang perlu diperhatikan oleh generasi muda ini bisa dimulai dari memenuhi kebutuhan dasar, kemudian kebutuhan perlindungan atau proteksi, serta dana darurat.
Setelah itu, fokus untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak, pensiun dan warisan, lalu mulai berinvestasi.
Sementara itu, Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia, Meta Lakhsmi Permata Dewi menekankan bahwa setiap orang, termasuk generasi milenial harus memiliki investasi karena hal ini sebenarnya telah menjadi suatu kebutuhan di masa depan.
Sehingga, investasi ini harus masuk dalam perencanaan keuangan.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa sebelum memulai berinvestasi, para milenial ini harus memiliki literasi keuangan khususnya terkait investasi agar mereka dapat memilih sesuai dengan profil dan kebutuhan mereka masing-masing.
Menurut Meta, diperlukan adanya penetrasi asuransi berupa percepatan edukasi, satu diantaranya melalui sosialisasi asuransi untuk mendorong kesadaran para milenial dalam berasuransi.
Allianz Life Indonesia pun memiliki berbagai pilihan jenis asuransi bagi para milenial ini.
"Ada banyak pilihan untuk berinvestasi, terutama bagi kalangan muda. Namun, dalam prosesnya perlu dilengkapi dengan wawasan mengenai investasi yang cukup matang agar semakin tepat dalam memilih dan sesuai kebutuhan. Selain itu, perlu untuk menentukan tujuan, jangka waktu dan profil risiko sebelum melakukan investasi," kata Meta.
Baca juga: Joe Taslim Mulai Berinvestasi di Aset Crypto
Ia kemudian menyampaikan bahwa saat seseorang, termasuk generasi milenial memiliki asuransi pada usia muda, maka mereka dapat dikatakan sedang melakukan investasi.
"Asuransi menawarkan perlindungan terhadap risiko-risiko yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Hal ini digunakan sebagai salah satu tindakan preventif finansial.Terutama bagi kalangan muda yang sudah mulai bekerja, inilah saat untuk mulai memilikinya," tegas Meta.
Perlu diketahui, perencanaan keuangan yang baik dan didasari oleh literasi keuangan yang cukup tentu menjadi salah satu bekal terbaik untuk persiapan masa depan.
Ini sama seperti asuransi yang ditawarkan Allianz Life Indonesia yang dapat menjadi jaring pengaman bagi generasi muda untuk menghindari risiko kerugian keuangan.
Di Allianz Indonesia, mereka bisa memiliki asuransi, tentunya dengan pilihan jenis asuransi yang beragam sesuai dengan profil dan kebutuhan masing-masing seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, maupun asuransi kendaraan.
"Memiliki asuransi di usia muda memberikan banyak kemudahan dan kepastian, seperti premi yang akan dibayarkan semakin terjangkau dibandingkan dengan mengambil asuransi di usia yang lebih tua," tutur Meta.
Meta menambahkan, asuransi juga dapat menjadi salah satu langkah dalam mencapai financial freedom.
"Dengan memiliki asuransi, kita bisa memperkuat fondasi kokoh untuk perencanaan keuangan di masa depan," tegas Meta.
Nah, untuk bisa mencapai financial freedom di masa depan, generasi milenial ini diharapkan dapat mulai menerapkan prinsip-prinsip perencanaan keuangan yang baik dan itu bisa dimulai dari sekarang.
Asuransi Allianz Indonesia pun bisa menjadi pilihan anda. (*)