Stok BBM di Sorong Langka, Harga Pertalite Melambung Hingga Rp 30 Ribu Per Liter
Masyarakat Kota Sorong, Papua Barat kesulitan mengakses bahan bakar minyak (BBM). Bahkan harganya mencapai Rp 30 ribu per liter untuk jenis Pertalite
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, SORONG - Masyarakat Kota Sorong, Papua Barat kesulitan mengakses bahan bakar minyak (BBM). Bahkan harganya mencapai Rp 30 ribu per liter untuk jenis Pertalite.
Pasalnya, sejak Jumat (5/11/2021) hingga Sabtu (6/11/2021) malam, BBM di daerah dengan julukan Kota Minyak itu mengalami putus stok baik di SPBU bahkan pengecer.
Hal tersebut diungkapkan seorang warga Sorong, Yasin.
"Sejak tadi malam (6/11/2021) sekitar pukul 22.00 WIT, BBM di seluruh Kota Sorong sudah habis," ujar Yasin, kepada TribunPapuaBarat.com, Sabtu (6/11/2021).
Ia mengatakan banyak kendaraan di Kota Sorong yang tidak bisa lagi beroperasi lantaran tak ada BBM.
"Mulai dari SPBU sampai pengecer pun sudah tidak ada lagi BBM," ucapnya.
"Orang-orang di Kota Sorong sudah kewalahan jalan cari BBM."
Baca juga: Tangki BBM di Ibu Kota Sierra Leone Meledak, Lebih dari 200 Orang Jadi Korban Tewas dan Luka-Luka
Yasin menuturkan, sebagian besar masyarakat mencari BBM di para pengecer, namun semuanya sudah habis.
"Ada yang lari sampai ke daerah SP, namun sama saja tidak dapat BBM di sana," kata pria asal Maluku itu.
Hingga kini, masyarakat di Kota Sorong belum mengetahui penyebab putusnya stok BBM di sana.
"Sampai sekarang masyarakat juga belum mendapatkan penjelasan dari pemerintah, terkait kondisi ini," tuturnya.
Masyarakat Panik
Yasin mengatakan banyak warga mulai panik dengan habisnya stok BBM di daerah tersebut.
"Kepanikan masyarakat di Sorong sudah terlihat sekitar pukul 22.30 WIT (6/11/2021)," ujarnya.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Meningkat, Pertamina Belum Berencana Menyesuaikan Harga BBM
Senada dengan Yasin, seorang warga Kota Sorong bernama Dalgo mengeluhkan hal yang sama."
"Mulai dari SPBU hingga pengecer di Kota ini pun sudah tidak ada lagi BBM," imbuhnya.
Ia mengaku, kelangkaan BBM di Sorong mulai terasa dari Sabtu pagi hingga malam.
"Kita sudah tidak bisa ke mana-mana, karena sementara bensin di kendaraan telah kosong total," ucap Dalgo.
Ia berharap, pemerintah dan pihak Pertamina haris bisa memberikan kepastian terkait kelangkaan BBM di Sorong.
Harga Pertalite Rp 30 Ribu Per Liter
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di Kota Sorong, Papua Barat, membuat harga pertalite sejak Jumat (5/11/2021) hingga Sabtu (6/11/2021), serempak naik di para pengecer.
Para pengecer kini mematok harga pertalite Rp 30 ribu per liter.
Baca juga: Berita Foto : Tangki BBM Meledak di Ibu Kota Sierra Leone
Kenaikan harga BBM oleh para pengecer di jalanan Sorong tersebut disebabkan karena terjadinya kelangkaan BBM di SPBU sejak Jumat lalu.
Di sepanjang jalan Jenderal Sudirman Sorong, terlihat para pengecer BBM di menjual pertalite seharga Rp 30.000 ribu per liter.
Seorang pengecer BBM, Samsul menuturkan, kenaikan ini merupakan efek kelangkaan BBM di SPBU.
Ia juga tak menampik dapat keuntungan dari penjualan tersebut.
"Pertalite dari SPBU sejak Jumat pagi dan menjelang siang hari stoknya telah kosong," ujar Samsul, Sabtu (6/11/2021).
"Sehingga, kesempatan untuk menaikkan harga dan keuntungan lebih."
Sebelumnya, berdasarkan pantauan TribunPapuaBarat.com, harga pertalite normal di pengecer berada di kisaran Rp 15 ribu per liter.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, Bagaimana dengan Harga BBM di Indonesia?
Pertamina Minta Warga Tak Panik
Sales Brand Manager Pertamina Rayon I Papua Barat, I Made M A Sanjaya meminta masyarakat Kota Sorong tidak panik dengan kondisi putus stok BBM.
Sanjaya mengatakan Pertamina akan tetap memasok BBM di Kota Sorong.
Ia mengatakan distribusi BBM memang terkendala cuaca yang tidak bersahabat dalam beberapa hari terakhir.
Sehingga kapal pemasok BBM mengalami keterlambatan.
"Kapal tersebut dari Wayame, sudah menuju Sorong kemungkinan dua kali 24 jam sudah masuk," tuturnya kepada sejumlah awak media, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Pertamina: Konsumsi BBM Meningkat Bukti Perekonomian Nasional Mulai Bangkit
Dalam kondisi seperti ini, pihaknya meminta agar SPBU tidak boleh menahan BBM, sebab stok yang ada harus didistribusikan ke masyarakat.
Sementara ini, pihaknya sudah tidak lagi melayani pembelian BBM yang berulang.
"Sebab, BBM yang dibeli berulang-ulang itu nantinya dijual kembali. Jadi kami sudah hentikan pelayanan jual-beli yang berulang," ucapnya.
Ia mengaku, stok BBM di Kota Sorong masih ada hanya saja berawal dari kepanikan masyarakat yang menjadi pemicu.
"Terkait kosong itu tidak benar, jadi kita di Pertamina ada waktu tertentu untuk pengiriman," imbuhnya.
"Kita dapat suplai dari Wayame itu Pertalite, Pertamax dan Bio Solar, totalnya kurang lebih 6 ribu ton." (TribunPapuaBarat.com/Tribunnews.com)