Pengamat Energi Beri Saran Terkait Sistem Anti Petir di Kilang Pertamina
Sudah ada standar baku untuk teknologi dan tata cara pemasangan anti petir atau lightning protection, khususnya di kilang Pertamina agar
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan, setiap kilang minyak harusnya dilengkapi dengan sistem anti petir.
Menurut dia, sudah ada standar baku untuk teknologi dan tata cara pemasangan anti petir atau lightning protection, khususnya di kilang Pertamina agar tidak mudah terbakar.
"Dalam kasus kilang-kilang Pertamina, sebaiknya dilakukan audit menyeluruh terhadap sistem anti petir yang ada untuk mencegah terjadinya insiden serupa di kemudian hari," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Senin (15/10/2021).
Di sisi lain, dia menambahkan, kebakaran di kilang minyak akibat sambaran petir secara keseluruhan memang tidaklah wajar.
Baca juga: Tangki di Kilang Cilacap Kebakaran, Pengamat: Harus Dilakukan Audit Investigatif
"Tidak wajar, tapi bisa saja terjadi kecelakaan," katanya.
Karena itu, Fabby menyarankan agar setiap ada insiden seperti ini di perusahaan pelat merah harus dilakukan investigasi menyeluruh.
"Tujuannya untuk melihat kesiapan dari sistem penangkal petir dan kesiapan sistem pengamanan dan mitigasi risiko," pungkasnya.
Evaluasi Mendalam
Pemerintah meminta PT Pertamina segera melakukan investigasi secara mendalam atas insiden kebakaran tangki di Kilang Cilacap.
Pertamina diminta melakukan koordinasi dengan pihak penegak hukum terlebih kebakaran di area kilang terjadi beberapa kali dalam setahun ini.
Baca juga: Dampak Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap, Air Sumur dan Tanaman Warga Menghitam
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengungkapkan agar Pertamina mereview pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.
"Agar Pertamina mereview pihak manajemen kilang dan subholding yang perlu mempertanggungjawabkan kejadian-kejadian ini," ungkap Pahala kepada Kontan.co.id, Minggu (14/11).
Setidaknya, dalam kurun 11 bulan pertama di tahun ini telah terjadi tiga insiden kebakaran pada tanki di area kilang milik Pertamina. Sebelumnya, pada 29 Maret 2021 kebakaran melanda tangki T-301 di Kilang Balongan.
Kemudian, kebakaran melanda area Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap yang terjadi pada Jumat (11/6) sekitar pukul 19.45 WIB.
Peristiwa kebakaran itu terjadi pada tangki T39 yang berisi benzena untuk produk dasar petrochemical di Kilang Cilacap.
Baca juga: Pasca Tangki di Kilang Cilacap Terbakar, PLN Pulihkan Penyaluran Listrik ke Pelanggan
Pada saat terbakar, tangki di area bundwall hanya berisikan sepertiga produk benzena atau sebanyak 1.100 barrel dari kapasitas tangki 3.000 barel.
Pahala melanjutkan, ke depannya Pertamina diharapkan dapat memperkuat manajemen subholding PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Selain itu, penguatan pada infrastruktur kilang-kilang di Jawa pun perlu dilakukan.
Tangki kilang Pertamina yang berada di area Cilacap, Jawa Tengah, mengalami insiden kebakaran pada Sabtu (14/11/2021) sekitar pukul 19.20 WIB.
Baca juga: Update Kebakaran Tangki Kilang Pertamina di Cilacap, Api Masih Terlihat dari Radius Satu Kilometer
Kebakaran tersebut terjadi di 1 tangki berisi produk Pertalite.
Upaya pemadaman dilakukan secara intensive dengan menggunakan High Capacity Foam Monitor pada tangki yang terbakar.
Sedangkan untuk tangki di sekitar dilakukan pendinginan dengan water sprinkle untuk mencegah merambatnya kebakaran.
Beruntung, pada Minggu (14/11/2021) pagi, pemadaman tersebut berhasil dilakukan.
Namun, Pertamina hingga saat ini belum bisa memberikan keterangan lebih detail terkait penyebab kebakaran kilang miliknya.