Riset INDEF Akui Startup BukuWarung Mampu Memberikan Efek Positif Terhadap UMKM
Menurut Faisal, untuk memberikan kontribusi positif terhadap UMKM sektor pertanian tidaklah mudah.
TRIBUNNEWS.COM - Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam perekonomian Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, UMKM memiliki kontribusi besar terhadap produk domestik bruto dari tahun ke tahun. UMKM juga mampu menyerap lapangan pekerjaan lebih 90% dari total tenaga kerja.
Meskipun memiliki peran yang besar terhadap perekonomian, namun para pelaku UMKM tak luput dari beragam masalah. Saat pengoperasian misalnya, banyak yang masih kurang memahami sistem akutansi seperti pembukuan keuangan. Sekalipun ada, pembukuan keuangan yang dimiliki oleh UMKM cenderung tidak tertata rapih bahkan terkesan berantakan.
Sistem pembukuan keuangan yang tidak tertata pun berimbas kepada UMKM sulit mendapatkan pendanaan dari perbankan. Efek lanjutannya, modal yang terbatas akan membuat UMKM sulit untuk lebih berkembang.
“Usaha Mikro dan Kecil sulit mendapatkan pembiayaan formal karena tidak memiliki aset untuk dijaminkan serta tidak adanya pencatatan laporan keuangan,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kamis (18/11/2021) siang.
Sadar pentingnya untuk membantu UMKM dalam menghadapi permasalahan tersebut, startup BukuWarung menghadirkan aplikasi yang mempermudah para pelaku usaha untuk membuat pencatatan keuangan menjadi lebih mudah dan simple melalui sistem digital.
Sejak diperkenalkan pada 2019 lalu, fitur pencatatan keuangan digital yang dimiliki oleh BukuWarung ternyata memberikan efek positif terhadap para pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.
Berdasarkan laporan penelitian bertajuk “Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung terhadap Perekonomian Nasional dan UMKM” yang dibuat oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebutkan, BukuWarung memberikan efek positif terhadap perkembangan bisnis pelaku UMKM.
Peneliti INDEF Nailul Huda menjelaskan, besaran kontribusi BukuWarung terhadap perekonomian UMKM dan nasional pun tidak main-main.
“BukuWarung juga berandil mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp 32,86 triliun, setara dengan PDB Nasional 0,27 persen, serta menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07 persen,” kata Hailul, Kamis (18/11/2021) siang.
Ia menambahkan, BukuWarung juga memberikan peningkatan kepada pendapatan para pengusaha mencapai Rp 10,97 triliun atau 25,6% setelah menggunakan aplikasi tersebut. Serta berdampak lainnya juga terjadi pada pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 10,47 trilun naik 25,6% setelah menggunakan BukuWarung.
Berdasarkan laporan tersebut, sektor penyerapan lapangan pekerjaan pun tak luput merasakan efek positif dari kehadiran BukuWarung.
Hailul menjelaskan, dampak terhadap penyerapan tenaga kerja tebus sampai 368 ribu jiwa naik 31,43% setelah menggunakan BukuWarung.
INDEF juga menjelaskan dampak positif dari BukuWarung pun hampir dirasakan diseluruh lini bisnis. Namun, secara umum sektor jasa lainnya berada di posisi atas, lalu disusul oleh pertanian dan pekebunan, serta jasa konsultasi komputer dan teknologi informasi.
“Dampak output terbesar dirasakan oleh sektor jasa lainnya (Rp 8,8 triliun), sektor pertanian (Rp 6,9 triliun), sektor jasa konsultasi komputer dan teknologi informasi (Rp 6,8 triliun), sektor ketenagalistrikan (Rp 1,6 triliun), serta sektor perdagangan besar dan ritel (Rp 1,6 triliun),” tambah Hailul.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri memberikan apresiasinya kepada BukuWarung karena telah berkontribusi positif terhadap para pelaku UMKM khususnya di sektor pertanian.
Menurut Faisal, untuk memberikan kontribusi positif terhadap UMKM sektor pertanian tidaklah mudah. Sebab di sektor tersebut memiliki permasalahan yang rumit seperti proses digitalisasi yang masih minim hingga akses terhadap teknologi juga sangat rendah.
Meskipun begitu Fasial berharap agar BukuWarung mampu berkontribusi positif terhadap industri UMKM manufaktur. Fasial menambahkan, sektor manufaktur lebih dinamis untuk mengangkat perekonomian Indonesia. “Karena setidaknya ada 4,4 juta industri (manufaktur) mikro dan kecil,” kata Faisal.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Marketing BukuWarung Ika Paramita mengatakan, efek positif yang diberikan oleh BukuWarung tidak terlepas dari misi perusahaan yang ingin berkontribusi terhadap perkembangan pelaku UMKM. BukuWarung menyadari jika UMKM bangkit maka secara otomatis perekonomian Indonesia juga akan kembali pulih.
“Kami tak akan berhenti di sini. Sebaliknya, kami justru semakin siap mengembangkan bisnis dan layanan guna semakin memperkuat peran BukuWarung dalam memberdayakan UMKM dan berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia,” tutup Ika.