Asia Pacific Rayon Kejar Target Emisi Bersih di Penggunaan Lahan Pada 2030
Produsen serat viscose-rayon terintegrasi terbesar di Indonesia Asia Pacific Rayon (APR) merilis visi keberlanjutan untuk 10 tahun kedepan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen serat viscose-rayon terintegrasi terbesar di Indonesia Asia Pacific Rayon (APR) merilis visi keberlanjutan untuk 10 tahun kedepan, APR2030.
Strategi ini terdiri dari empat pilar yang akan berkontribusi positif terhadap iklim, alam, manufaktur bersih, serta sirkularitas dan kemajuan yang inklusif. APR2030 terdiri dari 19 target spesifik yang akan dicapai pada 2030.
Target utama tersebut mencakup, pertama, 20 persen dari total hasil produksi serat viscose (VSF) terbuat dari bahan daur ulang.
Baca juga: Apple Gugat Perusahaan Israel NSO Group atas Spyware
Kedua, mencapai nol-bersih emisi dari penggunaan lahan dengan menekankan integrasi vertikal bersama APRIL selaku pemasok utama serta mengurangi setengah dari intensitas emisi karbon per ton VSF.
Ketiga, bersama APRIL turut mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem dalam radius 50 km dari wilayah operasi kami.
Keempat, mendukung konservasi dan perlindungan habitat satwa liar di Indonesia.
APR juga mempromosikan kesejahteraan yang inklusif dan kesetaraan gender pada seluruh rantai nilai termasuk program pemberdayaan perempuan dan kaum muda, akses kesehatan yang lebih baik bagi para ibu, serta program pengembangan dan gizi anak terpadu.
Baca juga: Transaksi Digital di Industri Perbankan Tahun Depan Diprediksi Tembus Rp 40 .000 Triliun
Managing Director RGE Anderson Tanoto mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaannya telah mencatat kemajuan nyata dalam mengedepankan keberlanjutan ke dalam strategi bisnis.
"Pada pertemuan COP26 baru-baru ini di Glasgow, Skotlandia, sangat jelas bahwa pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan harus berjalan beriringan, dan peluncuran APR2030 selaras dengan semangat tersebut,” ujarnya dalam keterangan pers tertulis, Rabu (24/11/2021).
"Perubahan mendasar sedang berlangsung seperti yang kini kami lakukan memastikan bahwa produksi kami tidak hanya melindungi karbon dan keanekaragaman hayati, tapi juga memberdayakan masyarakat di tempat kami beroperasi,” katanya.
Direktur APR Basrie Kamba menambahkan, sebagai bagian dari implementasi APR2030, pihaknya akan merintis daur ulang limbah tekstil di Indonesia, dimulai dari membangun infrastruktur pengumpulan, pemilahan, dan logistik yang diperlukan hingga memastikan limbah tekstil tidak berakhir di tempat pembuangan akhir.
“Kami juga akan bermitra dengan produsen benang, kain, garmen, serta pelaku industri fesyen untuk memanfaatkan kembali sisa-sisa tekstil yang dapat didaur ulang. Kami juga akan terus berinvestasi dalam manufaktur bersih, teknologi closed loop dan inovasi produksi,” ungkap Basrie Kamba.
Tujuan utama lainnya dari kegiatan ini adalah memastikan terbukanya akses untuk fesyen berkelanjutan kepada para desainer serta konsumen.
"APR2030 semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen viscose-rayon berkelanjutan sekaligus mendukung tujuan iklim global dan keanekaragaman hayati,” kata Basrie.