Indonesia Bisa Berkaca dari Tiongkok untuk Tingkatkan SDM Industri Perkeretaapian
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menerangkan, SDM di Indonesia harus memiliki pendidikan khusus kereta api.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia disebut harus berkaca dari Tiongkok untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor industri perkeretaapian.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menerangkan, SDM di Indonesia harus memiliki pendidikan khusus kereta api.
Saat ini, ucap Djoko, memang ada di tingkat D3 Sekolah Tinggi Transportasi Darat, D4 Politeknik Perkeretaapian Indonesia, dan Institut Teknologi Sumatera. Ke depan, menurutnya, harus lebih banyak.
Baca juga: Menhub: Jumlah Penumpang Kereta Api Capai 3,7 Miliar Selama 16 Tahun
"Karena kalau kita lihat di Tiongkok itu ada tiga perguruan tinggi, sedangkan kita masih skala prodi," ucap Djoko saat Webinar “15 Tahun Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Merajut Asa Perkeretaapian Indonesia” yang diselenggarkan, Kamis (25/11/2021).
Djoko menerangkan, ke depan akan ada beberapa proyek kereta api mulai dari kereta api cepat, Mass Rapid Transit (MRT), hingga Light Rail Transit (LRT). SDM dirasa perlu ditingkatkan untuk menunjang hal proyek-proyek tersebut.
Baca juga: Penumpang Tak Wajib Tes Antigen, Ini Daftar Kereta Lokal, Komuter, dan Aglomerasi yang Bisa Dinaiki
Sementara, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Agus Taufik Mulyono berujar kesempatan kerja di sektor perkeretaapian terbuka lebar.
Misalnya rel-rel yang belum di-reaktivasi sehingga masih ada kesempatan terbuka bagi akademisi.
"Terutama untuk berperan aktif bersama Ditjen Perkeretaapian dan stakeholder lainnya," ucapnya.