Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Minyak Curah Masih Beredar di Slipi, Kepala Pasar: Itu untuk Habiskan Stok

Minyak goreng curah masih beredar di sebagian pasar tradisional di DKI Jakarta.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Minyak Curah Masih Beredar di Slipi, Kepala Pasar: Itu untuk Habiskan Stok
Tribunnews/JEPRIMA
Pekerja merapikan tumpukan derigen minyak goreng curah di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021). Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melarang penjualan minyak goreng curah mulai 1 Januari 2022. Pasalnya, harga minyak goreng curah sangat bergantung pada harga bahan baku yakni minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Tribunnnews/Jeprima 

Selain itu, penjualan minyak curah mengalami penurunan ketimbang minyak kemasan di kiosnya, sebab harga minyak kemasan dan curah hampir sama.

"Bayangkan saja kan itu (minyak curah) sekilo sudah Rp 20 ribu. Sekarang yang kemasan ada yang Rp 19 ribu dan Rp 20 ribu. Jadi, ya mending kemasan aja," tambahnya.

Baca juga: Rencana Pelarangan Penjualan Minyak Goreng Curah, PKS: Hanya Untungkan Pelaku Usaha Besar

Syawal juga melihat saat ini banyak pedagang yang beralih dari minyak curah ke minyak kemasan.

"Sekarang pedagang kebanyakan memakai kemasan sih," pungkasnya.

Pedagang Pasar Cibubur Menolak

Menurut Sony (45), satu pedagang minyak goreng curah di Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, hingga kini minyak goreng curah masih dibutuhkan warga.

"Masyarakat kecil seperti pedagang gorengan dan lainnya masih membutuhkan harga yang murah. Sementara harga minyak kemasan naik," kata Sony di Jakarta Timur, Kamis (25/11/2021).

Berita Rekomendasi

Menurutnya, bila penjualan minyak goreng curah dilarang sepatutnya pemerintah lebih dulu menurunkan harga minyak goreng kemasan yang dalam satu bulan terakhir melonjak.

Dalam satu bulan terakhir saja harga minyak goreng curah melonjak dari Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu, sementara kemasan dari Rp 15 ribu menjadi Rp 23 ribu per kilogram.

Pekerja merapikan tumpukan derigen minyak goreng curah di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021).  Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melarang penjualan minyak goreng curah mulai 1 Januari 2022. Pasalnya, harga minyak goreng curah sangat bergantung pada harga bahan baku yakni minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Tribunnews/Jeprima
Pekerja merapikan tumpukan derigen minyak goreng curah di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021). Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melarang penjualan minyak goreng curah mulai 1 Januari 2022. Pasalnya, harga minyak goreng curah sangat bergantung pada harga bahan baku yakni minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Selisih harga minyak goreng curah dan kemasan ini buat warga kecil terasa besar. Sebelum dilarang saja harga warga dan pedagang sudah susah, apalagi kalau dilarang nanti," ujarnya.

Sony menuturkan dengan dilarangnya penjualan minyak goreng curah warga tidak memiliki pilihan membeli barang yang lebih murah, hanya minyak goreng kemasan saja.

Dia berharap pemerintah mempertimbangkan kebijakan larangan minyak goreng curah, terlebih saat sektor perekonomian belum pulih akibat terdampak pandemi Covid-19.

"Selama saya dagang ini kenaikan harga minyak goreng paling parah, lebih dari Rp 20 ribu per kilogram. Dulu pas lebaran saja harganya paling tinggi hanya Rp 16 ribu per kilogram," tuturnya.

Misna (50), satu pedagang gorengan di wilayah Kecamatan Ciracas juga mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng kemasan yang hingga kini belum menunjukkan tanda segera berakhir.

Pedagang minyak goreng curah2
Pedagang minyak goreng curah di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Senin (29/11/2021).
Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas