Erick Thohir Ingatkan Mahasiswa: Kritik Itu Boleh-boleh Saja, yang Penting Berdasarkan Data Fakta
Erick Thohir melakukan pertemuan dengan pengurus pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (14/12/2021).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan pengurus pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (14/12/2021).
Dalam pertemuan tersebut Menteri BUMN saling bertukar pikiran membahas peran anak muda dalam membangun BUMN dan peran BUMN dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan pengembangan UMKM di Indonesia.
Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom memaparkan, populasi usia produktif (17-30 tahun) bakal mencapai 82 juta orang pada tahun 2022.
Baca juga: Survei: Kinerja Positif Kementerian BUMN Bawa Dampak Positif Pada Elektabilitas Erick Thohir
Menurutnya, bonus demografi dan luas wilayah daratan lautan menjadi pasar yang menguntungkan bagi BUMN dari sisi produk BUMN itu sendiri.
“Melalui pemanfaatan dana CSR, BUMN memiliki peranan penting dalam menciptakan anak muda yang profesional dan memiliki daya saing. Harapan besar kita, anak muda kreatif dapat membuat produk dalam negeri yang berkualitas," ucap Jefri Gultom, Selasa (14/12/2021).
Dalam pertemuan ini, Erick Thohir menyampaikan bahwa fokus kerja BUMN lebih dominan untuk memperkuat sektor tenaga kerja dan bisnis dengan menitik-beratkan kemampuan pemuda yang melek terhadap teknologi.
Selain itu, Erick Thohir memberikan nasihat mengenai perkembangan dinamika kemahasiswaan dan demokrasi di tanah air belakangan ini.
Menurutnya, siapa pun dan juga tentunya mahasiswa, boleh menyuarakan kritiknya.
Namun, kritik tersebut harus berlandaskan fakta. Alias bukan fitnah.
Baca juga: Bertemu Erick Thohir, Ketua Umum GMKI: Bonus Demografi Jadi Pasar Menguntungkan bagi BUMN
“Dalam negara demokrasi, kritik itu boleh-boleh saja, terbuka saja bagi perkembangan demokrasi,” ucap Erick.
“Yang penting berdasarkan data dan fakta. Bukan fitnah,” pungkasnya.
Merespon hal tersebut, GMKI menyampaikan bahwa pihaknya akan tetap menjadi mitra kritis pemerintah dan sahabat solutif bagi masyarakat dalam upaya mengawal proses-proses demokrasi tetap berada pada jalur yang semestinya.
“Mahasiswa itu mitra kritis pemerintah pak menteri, kebijakan keliru kita kritisi dan kebijakan benar, perlu kita apresiasi,” pungkas Jefri.