Omicron Bawa Sentimen Negatif ke Bursa, IHSG Hari Ini Diprediksi Kembali Melemah
IHSG hari ini diprediksi melemah oleh sentimen negatif masuknya Covid-19 varian Omicron ke Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter: Akhmad Suryahadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi melemah oleh sentimen negatif masuknya Covid-19 varian Omicron ke Indonesia.
Pada perdagangan Kamis kemarin (16/12/2021) IHSG terkoreksi 0,47% ke level 6.594,798.
Indeks sempat menghijau di awal perdagangan hingga menyentuh level 6.661,945 yang merupakan titik tertingginya hari ini.
Bersamaan pelemahan IHSG, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 532,56 miliar di pasar regular, dan Rp 735,15 miliar di semua pasar.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai, IHSG melemah pasca pengumuman secara resmi oleh Menteri Kesehatan bahwa ada kasus positif pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Hal ini menimbulkan ketidakpastian di pasar.
Untuk perdagangan Jumat (17/12), kemungkinan IHSG masih bisa melemah.
Baca juga: Varian Omicron Masuk RI, IHSG Ditutup Merosot Setelah Dibuka Menguat
Investor mengamati perkembangan kasus Covid-19 Omicron dan dampaknya bagi ekonomi.
“Selain itu, besok juga merupakan akhir perdagangan di pekan ini, kemungkinan juga dimanfaatkan investor untuk ambil untung (profit taking),” terang Cheryl saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/12/2021).
IHSG hari ini diproyeksi bergerak di rentang 6.547-6.620.
Cheryl merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham di bidang kesehatan seperti PT Silo International Tbk (SILO) dengan rekomendasi buy Rp 8.800- Rp 8850, target harga Rp 9.700 dan stop loss Rp 7.870.
Ada pula PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dengan rekomendasi buy di Rp 2.090- Rp 2.140, target harga Rp 2.285, dan stop loss di Rp 1.940 .
Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksi IHSG berpotensi melemah hari ini (17/12/2021).
Dia menilai, IHSG hingga saat ini masih terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi wajar.