Menkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2021 di Atas Lima Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2021 di atas lima persen.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2021 di atas lima persen.
"Kita optimis tapi tetap waspada lingkungan global akan mengalami turbulensi sangat tinggi memasuki tahun 2022," ucap Menkeu dalam agenda APBN KITA, Selasa (21/12/2021).
Menurut Sri Mulyani, kecepatan pemulihan negara maju saat ini mengalami penyesuaian akibat sebaran varian Omicron.
Baca juga: Terminal 3 Bandara Soetta Terendam Banjir, Pengelola Ungkap Penyebabnya
"Adanya Omicron membuat banyak negara mendapat tekanan inflasi. Volatilitas pasar global masih cukup tinggi," lanjutnya.
Adapun trigger lainnya seperti The Fed meeting bulan Desember yang mengindikasikan percepatan tapering off, perkembangan geopolitik multilateral, serta harga komoditas energi dan CPO turun.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan tahun 2022 memiliki banyak tantangan di internal.
Baca juga: Analis: Rupiah Bangkit Melawan Ketidakpastian Omicron
Tren inflasi dan volatilitas pasar keuangan menjadi risiko ke depan.
Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga tren positif aktivitas ekonomi, indikator produksi dan konsumsi harus terus tumbuh.
"Oleh karena itu, Presiden, kabinet dan seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat diharapkan tidak lelah menjaga disiplin kesehatan," tukasnya.
Alhasil tujuan dari ekonomi yang positif untuk mendukung kinerja APBN.
Ia menjelaskan kinerja APBN yang baik adalah defisit lebih rendah, primary balance membaik, pembiayaan utang rendah, serta ketersediaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA).
"Kita semua ingin APBN bisa menjaga rakyat, menjaga ekonomi, menjaga negara saat kita dihadapkan lingkungan global yang tidak ramah dan tidak pasti," pungkasnya.
Menkeu menambahkan instrumen APBN akan selalu berada di posisi terdepan saat negara mengalami guncangan ataupun spill over.
"Kembali saya tegaskan kita semua bertanggung jawab agar Omicron tidak mengganggu proyeksi dan momentum pertumbuhan ini," kata dia.