Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Waspadalah! Marak Pembobolan Dana Nasabah di Tengah Era Digitalisasi

Beberapa waktu belakangan ini muncul berita di media sosial mengenai pembobolan rekening nasabah bank.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Waspadalah! Marak Pembobolan Dana Nasabah di Tengah Era Digitalisasi
Foto McAfee Blog
Ilustrasi 

"Percepatan literasi keuangan menjadi sangat penting untuk mengantisipasi ini," kata Wimboh

Sementara di saat yang sama kasus pembobolan dana nasabah yang bersumber dari fraud internal bank juga masih belum berhenti.

Contohnya, kasus dugaan pembobolan dana deposito nasabah PT Bank Mega Tbk (MEGA) di Denpasar Bali yang melibatkan pegawai bank. Lalu, kasus nasabah BNI di Makassar yang masih bergulir.

Baca juga: Ketua OJK: Kredit Perbankan Tahun Ini Bisa Tumbuh 4,5 Persen Dari 2020

Andi Nirwanto, Direktur Teknologi Informasi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, tindak kejahatan perbankan secara digital bentuknya macam-macam, ada penipuan kepada nasabah (phising,spam), fraud penyalahgunaan transaksi yang sah, dan attack lewat pembocoran data nasabah atau serangan ke system bank.

BTN fokus melakukan perlindungan keamanan ciber lewat tiga pilar yakni pilar people, proses, dan teknologi.

Menurut Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, YB Hariantono mengatakan, risiko kejahatan perbankan yang paling susah dicegah adalah yang muncul dari sisi nasabah karena mengalami penipuan social engineering.

"Karena ini berada di luar kontrol bank," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (23/12).

Berita Rekomendasi

Timothy Utama, Direktur Information Technology PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, tren modus kejahatan finansial berbasis teknologi semakin meningkat di mana fraudster yang melakukannya tersebar di seluruh dunia dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada. Menurutnya, inilah resiko yang paling susah dicegah perbankan.

"Ini jadi fokus pada industri perbankan untuk dapat saling berbagi informasi atas percobaan kejahatan yang terjadi agar jadi pelajaran atas modus baru itu.

Baca juga: Banyak Timbulkan Masalah, OJK Akan Perketat Aturan Penjualan Asuransi Unit Link

Sehingga bisa dicegah lebih awal sebelum menyebar ke bank lainnya." pungkasnya.

Untuk pencegahan kejahatan financial, Bank Mandiri menerapkan pertahanan lewat empat pilar yakni people, operation, technology, dan deteksi Fraud.

BRI bank yang memiliki basis nasabah luas yang tersebar hingga pelosok juga melakukan hal serupa.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Indra Utoyo mengatakan, BRI telah membentuk organisasi khusus untuk menangani Information Security yang dikepalai oleh seorang Chief Information Security Officer (CISO) yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang Cyber Security. (Dina irayanti Hutauruk)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas