Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Masyarakat Belum Pulih, Pertamina Diminta Batalkan Kenaikan Harga Elpiji Nonsubsidi

PT Pertamina (Persero) diminta batalkan kenaikan harga LPG nonsubsidi yang sudah berjalan sejak 25 Desember 2021.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ekonomi Masyarakat Belum Pulih, Pertamina Diminta Batalkan Kenaikan Harga Elpiji Nonsubsidi
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) diminta batalkan kenaikan harga LPG atau elpiji nonsubsidi yang sudah berjalan sejak 25 Desember 2021.

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan, penyesuaian harga LPG nonsubsidi sebaiknya dilakukan setelah ekonomi masyarakat dan industri sudah benar-benar pulih, sehingga tidak memberatkan.

"Sekarangkan kondisi ekonomi masyarakat masih belum baik. Pemerintah harus sungguh-sungguh mempertimbangkan hal ini," papar Mulyanto saat dihubungi, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Pertamina Naikkan Harga Elpiji Nonsubsidi Rp 2.600 Per Kilogram

Menurutnya, saat ini seharusnya masyarakat diberikan kelonggaran terlebih dahulu agar ekonominya dan industri benar-benar bergeliat, serta tumbuh.

"Baru setelah itu dipertimbangakan soal penyesuain harga LPG tersebut. PKS menolak kenaikan harga gas LPG ini," tutur politikus PKS itu.

Sebelumnya, Pertamina menaikkan harga LPG nonsubsidi ukuran 12 kg dan 5,5 kg.

Berita Rekomendasi

Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan, besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp 1.600 - Rp 2.600 per Kg.

Baca juga: Gelar Sinergi dengan DPR, BPH Migas Pastikan Stok BBM dan Elpiji di DIY Ditambah saat Nataru

"Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," ujar Irto.

Menurutnya, tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG terus meningkat sepanjang 2021, di mana pada November 2021 mencapai 847 dolar AS per metrik ton, harga tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021

"Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," ujarnya.

Irto memastikan, harga LPG Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500 per kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000 per kg, Filipina sekitar Rp 26.000 per kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000 per kg.

Baca juga: Data Belum Beres, Pemerintah Diminta Tak Buru-Buru Jalankan Subsidi Tertutup Elpiji 3 Kg

"Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing," ucap Irto.

Dengan kenaikan harga ini, maka harga LPG nonsubsidi wilayah Kabupaten Bogor dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ukuran 5,5 kilogram menjadi Rp 76 ribu.

Kemudian ukuran 12 kg, baik LPG maupun bright gas menjadi Rp 163 ribu.

Sebelum mengalami kenaikan harga has ukuran 5,5 kg senilai Rp 65 ribu dan harga gas 12 kg sebesar Rp 139 ribu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas