Kejar Hilirisasi Industri, Menko Airlangga Dorong Kemitraan Saling Menguntungkan
Airlangga Hartarto mengatakan, kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat akan membawa kemajuan bersama
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendorong kemitraan dalam program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri dan daya saing perekonomian nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat akan membawa kemajuan bersama, serta berdampak langsung pada pertumbuhan industri.
Baca juga: Respons Golkar Sikapi Elektabilitas Airlangga Menurut Survei PRC: 2 Tahun Masih Panjang
"Kemudian, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteran masyarakat melalui kewirausahaan, sekaligus meningkatkan infrastruktur sosial masyarakat,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Selasa (28/12/2021).
Tercatat, Indonesia memiliki cadangan nikel nomor 1 di dunia yang mencapai 21 juta ton atau 24 persen dari total cadangan dunia, di mana produksi nikel Indonesia pada 2020 mencapai 781 ribu ton atau 31,8 persen dari produksi nikel dunia.
Baca juga: Airlangga: Dukungan TNI Krusial untuk Menangani Pandemi
Ke depannya, Airlangga menyebut produksi nikel tersebut diperkirakan akan terus meningkat, baik untuk produksi nikel pig iron maupun pemrosesan highpressure-acid-leach dari bijih berkadar rendah.
Peningkatan nilai tambah dari bijih nikel menjadi produk ferronickel adalah 14 kali, dan jika menjadi billet stainless steel akan mencapai 19 kali.
Menurutnya, saat ini smelter nikel yang beroperasi telah mencapai investasi sebesar 15,7 miliar dolar AS, dengan kapasitas ferronickel yang dihasilkan mencapai 969 ribu ton per tahun.
Ekspor produk ferronickel juga meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun, di mana pada 2020 mencapai 4,7 miliar dolar AS, dan pada periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat mencapai 5,6 miliar dolar AS.
Berdasarkan data World Top Export, saat ini ekspor produk berbasis nikel (stainless steel slab, stainless billet dan stainless steel coil) Indonesia menempati peringkat 1 dunia dengan total ekspor senilai 1,63 miliar dolar AS di 2020 dan berada di peringkat empat dalam produksi dunia.
Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pabrik Ferronickel dan Stainless Steel serta peresmian PT Gunbuster Nickel Industry di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Jokowi mengimbau pemerintah daerah agar selalu menjaga iklim investasi di daerahnya masing-masing, sehingga kondusif bagi investor yang ingin mengembangkan industri bernilai tambah.
Menurutnya, dari industri tersebut akan mendapatkan pajak, membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya, dan memperoleh devisa yang tidak sedikit.
“Berikan keamanan bagi investor untuk menjalankan aktivitas usahanya, sehingga bisa meningkatkan nilai investasinya di masa mendatang. Manfaat untuk masyarakat sekitar yaitu akan membuka lapangan pekerjaan dan peluang UMKM baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di provinsi maupun kabupaten tempat industri berada," kata Jokowi.