Pecah Rekor. Dana Pungutan Ekspor Kelapa Sawit Tembus 69 Triliun Tahun Ini
Dana pungutan ekspor sawit mencapai lebih dari Rp 69 triliun sejak Januari hingga pertengahan Desember 2021.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dana pungutan ekspor sawit mencapai lebih dari Rp 69 triliun sejak Januari hingga pertengahan Desember 2021.
Perolehan tersebut menjadi rekor atas dana pungutan dari ekspor sawit pecah rekor tahun ini.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebutkan, Dana ini terbilang terbesar sejak didirikannya BPDPKS pada 2015 lalu. Sebelumnya, pungutan ekspor kelapa sawit terbesar adalah Rp 40,77 triliun pada tahun 2019.
“Pungutan ekspor yang kita himpun pada tahun 2021 ini sampai dengan tanggal 17 Desember mencapai Rp 69,7 triliun.
Baca juga: Kenaikan Harga Kelapa Sawit Dongkrak Laba Holding Perkebunan
Ini merupakan jumlah pungutan terbesar sepanjang didirikannya BPDP KS,” kata Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/12).
Eddy menerangkan, dana tersebut digunakan untuk menjalankan program-program.
Diantaranya meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan.
Ia mengatakan, volume ekspor sawit hingga 17 Desember telah mencapai 35,88 juta ton dan nilai ekspor sawit sebesar US$ 28,99 miliar.
Baca juga: Petani Sawit Keluhkan Tingginya Harga Pupuk Non Subsidi
Jika dihitung sejak 2015, nilai ekspor kelapa sawit periode Juli 2015 – November 2021 berada di rentang US$ 7,7 miliar – US$ 28,99 miliar, dengan rata-rata nilai ekspor US$ 20,67 miliar.
“Atau rata-rata 14% dari total ekspor non migas di Indonesia,” ucap Eddy.
Lebih lanjut, Eddy mengatakan, kontribusi industri sawit terhadap penerimaan negara dalam bentuk penerimaan pajak dapat mencapai kurang lebih Rp 20 triliun per tahunnya.
Sektor sawit juga berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja.
Tercatat setidaknya ada 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung serta 2,4 juta petani swadaya yang melibatkan 4,6 juta pekerja yang terlibat dalam industri sawit.
“Sektor sawit memberikan kontribusi yang cukup besar kepada perekonomian Indonesia,” kata Eddy.
Baca juga: Menkeu Ungkapkan Pentingnya Hilirisasi Kelapa Sawit