Menperin Agus Gumiwang Beberkan Tantangan Pengembangan Industri di 2022
Dalam upaya mencapai target pertumbuhan manufaktur 4,5-5 persen di tahun 2022, Kementerian Perindustrian telah mengidentifikasi berbagai tantangan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam upaya mencapai target pertumbuhan manufaktur 4,5-5 persen di tahun 2022, Kementerian Perindustrian telah mengidentifikasi berbagai tantangan yang akan dihadapi.
Tantangan tersebut antara lain terkait disrupsi dari supply chain, kelangkaan kontainer yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan perdagangan lewat laut, serta berbagai event internasional khususnya eksibisi atau pameran internasional yang diselenggarakan dalam bentuk virtual atau digital dinilai kurang mampu menarik bagi pengunjung.
Baca juga: Kemenperin Fokus Dorong Tiga Indikator Ini untuk Dongkrak Industri Otomotif
Selanjutnya, ketergantungan impor bahan baku, serta bahan baku penolong dan perlu adanya upaya mitigasi terhadap gelombang varian virus omicron pada sektor industri.
"Kami juga mengkaji untuk adanya usulan pemberian insentif baru bagi sektor industri tertentu agar daya saing industri meningkat," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2021 dan Outlook 2022 di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Baca juga: Investasi Sektor Industri Meningkat 17,3 Persen, Kemenperin: Terbesar dari Industri Logam Dasar
Untuk mencapai target-target tersebut, Kemenperin akan menggulirkan beberapa program utama, diantaranya kelanjutan partner country Indonesia pada Hannover Messe 2020: Digital Edition dan dalam rangka mempersiapkan Indonesia menjadi partner country Hannover Messe 2023, Kemenperin kembali berpartisipasi sebagai special guest pada Hannover Messe 2022.
"Event tersebut penting karena Indonesia akan menerima penyerahan status partner country dari Portugal yang menjadi partner country Hannover Messe 2022, sekaligus memantapkan langkah Indonesia menapaki era Industri 4.0 bersama negara-negara industri di dunia," ungkap Agus.
Melalui partisipasi Hannover Messe 2022 ini, diharapkan adanya kesepakatan-kesepakatan baik G-to-G maupun B-to-B yang mendukung terciptanya investasi perusahaan multinasional maupun peluang ekspor.
Baca juga: Nilai Ekspor Industri Manufaktur Pada 2021 Mengagumkan, Menperin: Lebih Tinggi dari 2019
Selanjutnya, Indonesia resmi memegang Presidensi G20 Tahun 2022 mulai 1 Desember 2021, di mana Pemerintah Indonesia menetapkan tema besar untuk presidensi ini, yaitu "Recover Together, Recover Stronger".
Sebagai Presiden pada forum G20 tahun 2022, Pemerintah Indonesia mengusulkan penambahan isu industri dalam Trade and Investment Working Group menjadi Trade, Investment and Industri Working Group (TIIWG).
Pada Working Group ini akan dilakukan pembahasan isu-isu prioritas terkait industri, perdagangan dan investasi dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dunia dari dampak pandemi Covid-19.
Isu industri yang rencananya akan diusung dalam TIIWG adalah Inclusive and Sustainable Industrialization via Industri 4.0 dalam tema besar penguatan SDGs untuk pemulihan ekonomi.
"Diharapkan hal ini dapat memantik diskusi negara Anggota G20 untuk mempercepat implementasi industri 4.0, meningkatkan pemerataan akses teknologi, memitigasi dampak negatif dari perubahan teknologi dan memperkuat kolaborasi untuk mendukung industri yang inklusif, berkelanjutan dan pemulihan ekonomi global," terang Menperin.
Kemudian, melalui pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) akan dibangun fasilitas produksi fitofarmaka sebanyak 1 unit di Balai Besar Kimia Kemasan yang mendukung program substitusi impor.